Dilansir dari blog.netray.id: Melalui Speech Analysis, Netray melakukan analisis terhadap kata-kata yang digunakan Presiden Joko Widodo pada saat memberikan keterangan pers. Netray menganalisis tiga keterangan pers terakhir selama rentang 25 Februari hingga 8 Februari 2023 yang diunggah di akun YouTube Kementerian Sekretariat Negara.
Video pertama yang Netray analisis adalah video konferensi pers berjudul “Keterangan Pers Presiden Jokowi Usai Hadiri Rapim TNI Polri Tahun 2023, Jakarta, 8 Februari 2023”. Video tersebut diunggah pada tanggal 8 Februari 2023 dengan durasi 3 menit 47 detik.
Pada aktivitas jumpa awak pers setelah acara Rapim TNI Polri tersebut, ada sejumlah hal yang menjadi highlight dari keterangan pers tersebut. Yaitu Presiden Joko Widodo mengingatkan agar aparat harus terus berhati-hati dalam menjalankan tugasnya. Terutama berhubungan dengan ekonomi, investasi, dan hilirisasi usaha sesuai dengan tema Rapim.
Sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian ekstra terkait masalah ini adalah kebakaran hutan di beberapa wilayah di sejumlah provinsi seperti Riau, Sumut, dan Kalimantan. Apabila terjadi kebakaran hutan, tanggung jawab akan dipikul oleh Pangdam dan Kapolda setempat. Selain itu disampaikan juga bahwa terdapat ancaman keamanan menjelang tahun-tahun politik.
Dalam keteranganya, Presiden Jokowi banyak menyebut kata “hati”, hal ini berkaitan dengan ancaman kebakaran hutan. Presiden menekankan untuk hati-hati terhadap daerah yang berpotensi alami kebakaran hutan sekaligus memberikan peringatan kepada pejabat TNI/Polri di daerah untuk “hati-hati”.
Kata hati-hati diulang-ulang sebagai bentuk peringatan sekaligus menunjukkan power sebagai pemimpin, kata itu ditekankan kepada pejabat TNI/Polri untuk bertanggungjawab jika terjadi kasus kebakaran hutan.
Video keterangan pers presiden kedua berjudul “Keterangan Pers Presiden Jokowi Usai Melakukan Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023”. Video tersebut diunggah pada tanggal 30 Januari 2023 dengan durasi 2 menit 58 detik.
Dalam keterangannya soal Keketuaan ASEAN, Presiden Jokowi mengulang-ulang kata “krisis” yang konteksnya adalah situasi krisis global. Jokowi optimis meski di tengah situasi krisis global, namun kawasan ASEAN akan mampu berkembang.
Presiden Jokowi juga banyak menyebut kata ASEAN sebagai mana ia memberikan respons terhadap pertanyaan soal pesan penting yang dibawa Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023.
Pada kesempatan sebelumnya, yakni pada video yang diunggah tanggal 25 Januari 2023, presiden memberi keterangan pers dalam acara Rakernas Program Banggakencana dan Penurunan Stunting. Video yang berjudul “Keterangan Pers Presiden RI Usai Membuka Rakernas Program Banggakencana dan Penurunan Stunting” tersebut berdurasi 3 menit 58 detik.
Pertama-tama, presiden menyampaikan data keberhasilan pemerintah dalam menanggulangi masalah pertumbuhan anak atau stunting. Yakni selama 8 tahun, jumlah anak pengidap stunting turun drastis dari 37 persen menjadi 21,6 persen pada tahun 2022. Sedangkan proyeksi tahun 2024 adalah jumlah pengidap stunting ini turun lagi menjadi 14 persen karena hal ini merupakan standar WHO.
Dalam keteranganya presiden lebih banyak menyebut kata masalah. Hal ini dapat diartikan bahwa stunting menjadi masalah yang cukup serius jika dilihat berdasarkan kata-kata “masalah” yang diulang oleh presiden setelah membuka Rakernas Program Banggakencana dan Penurunan Stunting.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Irwan Syambudi