Djawanews - Dirjen Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Hilmar Farid beserta rombongan datang ke Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Hilmar meminta maaf terkait hilangnya nama KH M Hasyim Asy'ari di kamus sejarah Indonesia beberapa waktu lalu.
Dilansir dari NU Online, Hilmar diterima oleh keluarga besar keturunan Kiai Hasyim Asy'ari di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng dan dipimpin KH Abdul Hakim Mahfudz. Kedatangannya didampingi oleh Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab dan diberikan kenangan berupa buku dari keluarga besar Tebuireng.
"Kami meminta maaf atas khilaf masa lalu. Kebetulan dalam momen lebaran. Kami akan melakukan perbaikan atas kesalahan tersebut," kata Hilmar Rabu (26/5).
Kata Hilmar, pihaknya sudah melakukan pembenaran atas kekurangan itu. Ia juga menegaskan draf yang beredar tersebut belum final. Seharusnya tidak diedarkan ke publik. Beberapa tokoh, selain KH Hasyim Asy'ari juga belum masuk.
"Kami sekalian mengklarifikasi bahwa kami tidak ada maksud secara sengaja menghilangkan tokoh-tokoh sejarah, terutama Mbah Hasyim," imbuh Hilman.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menjelaskan jika sosok KH Hasyim Asy'ari bukan hanya sosok pendiri NU dan Tebuireng. Baginya, Kiai Hasyim lebih dari itu karena merupakan tokoh pemersatu umat Islam dan memiliki pengaruh yang besar untuk masa depan Indonesia. Sehingga aneh ketika nama besar Kiai Hasyim tidak tercantum dalam kamus tersebut.
"Wajar jika banyak yang melontarkan respons. Karena nama Kiai Hasyim milik semuanya," ujarnya.