Alun-alun Utara Jogja adalah sebuah land mark kota Yogyakarta yang berupa tanah lapang luas yang lokasinya tepat di depan Keraton Yogyakarta. Alun-alun Utara biasa juga disebut sebagi Alun-alun Lor. Lor merupakan bahasa Jawa yang artinya Utara.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Jogja memiliki dua alun-alun yakni alun-alun Uatara dan Selatan. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Baru baru ini ada yang berubah dengan penampilan dari sekeliling alun-alun Utara yang sekarang sudah didirikan pagar. Kenapa dan mengapa alun-alun sekarang diberi pagar besi? Berikut ini penjelasannya.
Alasan Sekarang Alun-Alun Utara Jogja Berpagar Besi
Alun-alun bagian Utara sebenarnya merupakan sebuah simbol. Simbol sederhana atas takhta untuk rakyat Jogja. Di alun-alun rakyat dapat berekspresi sekaligus mendekatkan diri pada sang raja, berkumpul, dan bersenda gurau. Rakyat bisa merasakan langsung kemurahan hati Sultan ketika berada di alun-alun.
Pembangunan pagar tersebut dilakukansebagai tujuan mengembalikan autentisitas atau wujud asli objek budaya tersebut. Pihak keraton menggunakan referensi dan kajian dari sejumlah literatur dalam proyek tersebut. Diantaranya tesis Thimothy Behren, di mana dalam tesis tersebut terdapat gambar yang dibuat oleh Johannes berupa pagar besi.
Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa dulu permukaan alun-alun utara Jogja adalah pasir halus yang cocok digunakan untuk tempat latihan para prajurit juga untuk unjuk kehebatan di hadapan Sultan. Alun-alun Lor juga digunakan untuk Tapa Pepe. Tapa Pepe merupakan suatu bentuk unjuk diri dari rakyat agar didengar dan mendapat perhatian dari sultan.
Pada zaman sekarang alun-alun lor menjelma sebagai sebuah tempat yang ramai dan dipadati banyak orang karena acara-acara tersebut selalu digelar di alun-alun ini. Acara lain yang biasa diadakan di sini ini adalah pertunjukan seni budaya, konser musik, pasar malam, sepeda santai, dan aktivitas lainnya.
Itulah alasan kenapa alun-alun utara Jogja dikelilingi pagar. Pagar besi di sekeliling alun-alun kini membuat tampilan alun-alun menjadi lebih rapi dan tertata. Simak juga rekor lampu merah terlama di Jogja ada di perempatan ini.