Bappenas memberikan beberapa alasan pemindahan ibu kota.
Wacana perpindahan ibu kota nampaknya mulai ditanggapi secara serius. Selain dari pernyataan Presiden Jokowi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga telah melakukan beberapa kajian. Dari kajian tersebut Bappenas kemudian memberikan beberapa alasan pemindahan ibu kota Indonesia.
Alasan tersebut diperoleh saat Bappenas telah selesai melakukan kajiannya. Kajian tersebut diperoleh melalui Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet, Senin (29/4/2019). Melalui Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, ia menyatakan alasan perpindahan ibu kota secara detil kepada awak media.
Beberapa alasan pemindahan ibu kota Indonesia yaitu sebagai berikut.
1.Mengurangi Beban Jakarta dan Kota Sekitarnya
Seperti yang diketahui, Jakarta telah menjadi kota industri sekaligus kota ibu kota RI. Dua beban tersebut ditanggung oleh Jakarta. Beban itu dinilai berdampak pada daerah sekitarnya, terutama Jabotabek. Pemindahan ibu kota dinilai oleh Bappenas akan mengurangi beban Jakarta dan Jabotabek.
2. Pemerataan Pembangunan
Indonesia dinilai belum berhasil melakukan pemerataan pembangunan secara merata. Bahkan Indonesia Timur belum semuanya tersentuh pembangunan. Dengan pindahnya Jakarta ke tengah, maka proses pembangunan Indonesia Timur dinilai lebih mudah dilakukan dan diawasi.
3. Penghilangan Mindset Jawa Sentris
Mindset ini memang telah terbentuk sejak lama. Pulau Jawa sebagai pulau yang menjadi pusat sebagian besar pemerintahan Indonesia menjadikannya sebagai pulau paling maju se-Indonesia. Pembangunan, pendidikan, ekonomi, semua berpusat di Pulau Jawa. Mindset tersebut yang kemudian berusaha diubah.
4. Ibu Kota akan Diusahakan sebagai Representasi Indonesia
Indonesia akan memiliki ibu kota negara yang merepresentasikan identitas bangsa, kebinekaan, dan penghayatan terhadap Pancasila.
5. Meningkatkan Efisiensi Birokrasi
Dipindahnya ibu kota di tengah, diharapkan mampu menambah efisiensi birokrasi yang ada di Indonesia. Semua wilayah di Indonesia juga tidak akan menempuh perjalanan terlalu jauh jika ingin berkunjung ke ibu kota.
6. Ibu Kota yang Ditata Kembali
Ibu kota yang baru akan kembali dibangun dengan menerapkan konsep smart, green, and beautiful city. Penerapan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan daya saing (competitiveness) secara regional maupun internasional.
Bambang Brodjonegoro mengaku telah mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo agar mengambil alternatif pemindahan ibukota ke luar Jawa. Presiden Jokowi memang menekankan perpindahan ibu kota yang nantinya harus berada di tengah NKRI.
Menteri BPN tersebut juga telah menawarkan tiga opsi kepada Presiden Jokowi. Opsi pertama adalah menetapkan Distrik Pemerintahan tetap di Jakarta, namun nantinya akan dibangun kawasan khusus Pemerintahan di sekitar istana, Jakarta.
Alternatif kedua yang diberikan adalah memindahkan ibu kota ke wilayah dekat Jakarta. Jarak yang direkomendasikan hanya sekitar 50-70 km.
Dan alternatif ketiga sekaligus alternatif yang dipilih Presiden Jokowi adalah memindahkan Ibu Kota ke Luar Jawa. Alternatif ini juga telah dilakukan oleh beberapa negara seperti Brasilia (Brazil), Sejong (Korea), Canberra (Australia), Washington DC (USA), dan lain sebagainya.
Alasan pemindahan ibu kota memang dapat memberikan pertimbangan yang cukup. Namun pemerintah dituntut untuk melakukan pertimbangan yang benar-benar matang.