Djawanews - Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) merilis hasil investigasi mereka tentang kekejaman proses penjualan daging anjing di Solo. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka lansung merespon desakan menyetop penjualan daging anjing.
Merujuk hasil investigasi DMFI, Solo menjadi salah satu pusat dari sejumlah besar perdagangan daging anjing di Jawa. Ada 85 warung makan yang menyajikan daging anjing. Belum lagi pemotongan 13.700 anjing tiap bulannya secara kejam di rumah-rumah penjagalan yang kotor tanpa menjamin kebersihan daging tersebut dari penyakit.
Bukan saja kejam. Perdagangan ini punya potensi luar biasa menimbulkan penyebaran penyakit dan terkait langsung dengan penularan rabies di Indonesia. Padahal, sejak tahun 1995, sudah tidak ada kasus rabies di Jawa Tengah. Dan sejak tahun 1997, Jawa Tengah berstatus "bebas rabies".
Kekhawatiran akan kesehatan dan keamanan masyarakat meningkat, mungkin sejak pandemi Covid-19 yang menunjukkan betapa bahayanya resiko yang ditimbulkan dari perdagangan hewan tanpa status penyakit yang jelas.
Dalam survey DMFI yang dilakukan oleh Nielsen pada Januari 2021, terbukti bahwa 93 persen dari total penduduk, mendukung pelarangan perdagangan ini.
"DMFI mendorong Walikota Solo, Gibran untuk segera mengambil tindakan tegas sesuai dengan sikap masyarakat Indonesia dan dunia," tulis DMFI dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (20/4/2021).
Beberapa hari setelah pengumuman hasil investigasi itu, Gibran bereaksi. Dia siap mengkaji seluruh masukan yang ada. Semua bahan-bahannya sudah dipegang.
"Saya kaji dulu," jawab Gibran.
"Saran dan masukan sudah masuk semua," katanya pada Rabu (21/4/2021).
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.