Djawanews.com – Nilai stimulus fiskal yang digunakan untuk menangani covid-19 dianggap terlalu rendah ketika dibandingkan negara-negara lain. Menyikapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ailrangga Hartarto memberi penjelasan.
“Kita tentu akan mengakses seberapa jauh dan seberapa dalam. Ini semua masih hitung kedalaman dan kelamaan dari pandemi covid. Pemerintah akan evaluasi,” ungkap Airlangga, Rabu (22/04/2020).
Airlangga Hartarto Memberi Penjelasan soal Kehati-hatian Pemerintah
Perlu diketahui bahwa pemerintah Indonesia saat ini telah mengeluarkan sekitar Rp405,1 triliun untuk menangani covid-19 di Tanah Air. Nilai tersebut setara dengan 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Ketika dibandingkan dengan beberapa negara lain, nilai tersebut terbilang rendah. Dikutip Djawanews dari detik.net.id, beberapa negara tetangga memberikan stimulus yang nilainya berkali lipat lebih banyak dari Indonesia. Australia mengucurkan dana senilai 10% dari PDB, Thailand senilai 9,0%, Singapura senilai 10,5% dari PDB, dan Malaysia senilai 17,0%.
Airlangga Hartarto memberi penjelasan bahwa pemerintah akan membuat tindakan dengan tetap berhati-hati. Dia juga mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi terkait hal tersebut.
“Pemerintah akan evaluasi, tetapi pemerintah tidak akan sembrono. Artinya, pemerintah akan jaga kredibilitas daripada keuangan. Artinya, setiap evaluasi bisa dilakukan,” tandas Airlangga.