Mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok, dikabarkan masuk ke dalam jajaran menteri kabinet Jokowi mendatang.
Terkait penyusunan calon menteri kabinet Jokowi mendatang, berbagai kabar kembali muncul. Tidak terkecuali kabar yang memberitakan bahwa Ahok akan masuk dalam kursi menteri Jokowi-Ma’ruf Amin. Kabar tersebut muncul memang bukan tanpa sebab.
Muncul tanda-tanda Ahok masuk dalam jajaran menteri kabinet Jokowi
Salah satu tanda yang dinilai mendukung masuknya Ahok dalam kursi menteri adalah kehadiran Basuki Tjahaja Purnama (BTP) di Kongres V PDIP. Kedatangan Ahok bahkan mendapat perhatian khusus dari beberapa pihak. Selain itu, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga sempat menyebut nama Ahok secara khusus saat menyampaikan pidato.
Meski beberapa kali nama mantan Gubernur DKI tersebut dikabarkan bakal jadi menteri, namun hal tersebut belum dapat dipastikan. Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga sendiri juga sempat memberikan keterangan terkait kabar tersebut. Ia mengatakan bahwa Ahok memang bagian dari PDIP. Namun saat ini PDIP menghormati Ahok yang sedang menata kehidupan pribadinya.
“Untuk apa kita berandai-andai? Hargailah beliau yang mau menata kehidupan pribadinya, kehidupan keluarganya. Kesempurnaan hanya milik Tuhan, tetapi di tengah hal seperti itu bukankah luar biasa beliau itu kembali untuk memperjuangkan kehidupannya,” ungkap Eriko di arena Kongres, Hotel Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).
Di sisi lain, Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya justru mengatakan bahwa Ahok tidak mungkin menjabat jadi menteri secara hukum. Menurut Yunarto, faktor yang membuat Ahok tak mungkin jadi menteri adalah karena Ahok pernah dipenjara atas kasus penodaan agama.
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sendiri sempat memberi tanggapan atas kabar yang beredar. Ia mengatakan bahwa penentuan calon menteri merupakan hal prerogratif presiden. Ahok juga mengatakan bahwa dirinya tidak terikat perjanjian untuk menjadi menteri.
“Tidak ada perjanjian untuk saya menjadi menteri,” ungkap Ahok, yang dikutip melalui Kompas.com, Selasa (13/8/2019).
Selain itu, Ahok juga sempat mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin jadi menteri karena ia pernah terjerat kasus hukum. “Saya tidak mungkin jadi menteri, saya kan sudah cacat di Republik ini. Bukan pesimistis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan,” tutur Ahok seperti yang dilansir dari Djawanews.com.
Meskipun Ahok merasa tidak mungkin jadi menteri, ia mengaku masih ingin membantu warga yang membutuhkan. Salah satu caranya adalah dengan membuat aplikasi yang menghubungkan antara pemberi dan penerima bantuan. Aplikasi tersebut bernama Jangkau.
“Jadi aplikasi Jangkau ini ya semacam blibli.com atau Tokopedia gitu loh. Jadi yang mau bantu sama yang mau terima sumbangan ketemu,” ungkap Ahok.
Bukan kali pertama ini nama Ahok diberitakan pantas menjadi menteri di kabinet Jokowi periode kedua. Beberapa waktu sebelumnya juga sempat diberitakan di beberapa media, namun Ahok belum memberikan komentarnya. Meskipun kabar Ahok jadi menteri ramai diperbincangkan, keputusan tetap berada di tangan Presiden Joko Widodo.