Djawanews.com – Pakar ekonomi senior Rizal Ramli telah membuat kesal pegiat media sosial Ade Armando karena menyebut kanal YouTube CokroTV sebagai Coro TV. Hal itu disampaikan Ade dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya.
Selain itu, Ade Armando juga mengaku tak terima kanal YouTube CokroTV disebut Rizal sebagai promotor utama isu Islamophobia.
Dosen UI itu memaparkan Rizal awalnya menilai pemerintahan Presiden Jokowi gagal dalam mengatasi permasalahan ekonomi.
Rizal lalu mengatakan isu Islamophobia pun diciptakan agar masyarakat teralih dari kegagalan Jokowi.
“Salah satu media yang membangun kebencian itu adalah CokroTV yang diplesetkan menjadi Coro TV ,” ujarnya dikutip dari kanal YouTube CokroTV, Selasa 22 Maret.
Menurut Ade, Rizal sebenarnya sudah berniat untuk undur diri dari media sosial (medsos) platform twitter. Namun, Ade menduga hal tersebut tak akan bertahan lama.
“Ketika itu, saya sudah menduga ini tak akan bertahan lama. Mana mungkin Rizal berhenti berbicara? Dugaan saya pun terbukti, tapi Rizal malah muncul di kanal YouTube Refly Harun,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ade menduga wawancara tersebut dihadirkan untuk merespons beberapa kasus terkait perang melawan kaum radikal dan teror berbendera agama.
Menurut Ade, Refly Harun dan Rizal terlihat berusaha untuk menggiring opini masyarakat bahwa langkah pemerintah itu tak bisa dibaca dalam konteks ketertiban dan keamanan.
“Mereka berdua berusaha membuat orang percaya bahwa tindakan tegas pemerintah dilandasi oleh kebencian pada Islam,” ungkapnya.
Kasus yang dimaksud Ade adalah pembebasan dua petugas polisi yang menembak mati para anggota laskas FPI.
“Pengadilan memutuskan tindakan polisi itu sepenuhnya dilakukan untuk membela diri. Oleh karena itu, kedua petugas kepolisian tak dapat dikenakan pasal pembunuhan,” tuturnya.
Selain itu, ada juga kasus penembakan Tersangka Teroris Dokter Sunardi di Sukoharjo, Jawa Tengah.
“Dalam kasus ini, polisi pun terpaksa menembak mati Sunardi, karena perlawanan sengit aktivis Jemaah Islamiyah itu,” paparnya.
Ade pun menuturkan ada beberapa kasus penangkapan tokoh yang diduga terkait dengan jaringan terorisme, termasuk terseretnya nama Politisi Gerindra Fadli Zon.
“Jadi, memang ada serangkaian peristiwa terkait dengan tindakan keras pemerintah terhadap kelompok radikal dan teror yang membawa nama Islam,” tuturnya.