Djawanews.com – Dikabarkan bahwa enam orang jenderal serta satu perwira TNI AD tewas dalam peristiwa G30S. Mereka yang gugur dalam peristiwa tersebut kemudian diberi gelar pahlawan revolusi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden tahun 1965. Kemudian, gelar pahlawan revolusi ini diakui sebagai pahlawan nasional sesuai UU No 20 Tahun 2009.
Beberapa Tokoh TNI AD yang Dapat Gelar Pahlawan dari Rangkuman Berbagai Sumber Pada Minggu (15/08):
- Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
Ahmad Yani merupakan Jenderal TNI AD yang diberi gelar pahlawan. Ia lahir di Purworejo, 19 Juni 1922. Ahmad Yani pernah mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang yang kemudian dilanjutkan di Bogor. Dari sinilah awal mula karier militernya dengan pangkat sersan. Usai pendudukan Jepang pada 1942, ia mengikuti pendidikan Heiho dan menjadi tentara Pembela Tanah Air (PETA). Ia turut dalam pemberontakan Agresi Militer Belanda hingga pemberontakan DI/TII.
Ahmad Yani dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 23 Juni 1962 yang dilantik oleh Presiden Soekarno. Ahmad Yani menjadi salah satu korban penculikan G30S. Jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
- Letnan Jenderal (Anumerta) Raden Suprapto
Raden Suprapto lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920. Suprapto pernah tergabung dalam Koninklikje Militaire Akademie di Bandung. Pada awal kemerdekaan Indonesia, Suprapto merupakan salah satu pejuang yang dapat merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Kemudian, ia masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Suprapto pun pernah menjadi ajudan Panglima Besar Sudirman.
Suprapto menjadi korban pemberontakan G30S bersama petinggi TNI AD lainnya. Diketahui, Suprapto menentang rencana PKI untuk membuat Angkatan Perang Kelima. Pada Jenazahnya ditemukan di sumur di Lubang Buaya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
- Letnan Jenderal (Anumerta) Siswondo Parman
Siswondo Parman atau yang lebih dikenal S. Parman adalah salah satu petinggi TNI AD yang diberi gelar pahlawan oleh pemerintah. S.Parman lahir di Wonosobo, 4 Agustus 1918. Ia pernah dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai.
Usai proklamasi, ia masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) lalu diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara di Yogyakarta. Pada 1949, S . Parman diangkat sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya. S.Parman dikirim ke Sekolah Militer di Amerika Serikat guna mengikuti pelatihan pada 1951.
Diketahui, S. Parman adalah adik dari petinggi PKI. Ia menjadi salah satu orang yang disegani. Ia diculik oleh PKI serta dibunuh. Jenazahnya ditemukan pada 4 Oktober 1965 di Lubang Buaya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
- Letnan Jenderal (Anumerta) MT Haryono
Mas Tirtodarmo Haryono atau yang lebih dikenal MT Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924. Ia adalah salah satu tokoh pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa G30S pada 1965. MT Haryono menguasai bahasa Belanda, Inggris, Jerman. Hal ini yang membuat ia ikut dalam berbagai perundingan antara Indonesia dengan beberapa negara.
Salah satu perundingan yang melibatkan MT Haryono adalah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Ia dipercaya sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia. Beberapa jabatan pernah diamanahkan kepadanya seperti Sekretaris Dewan Pertahanan Negara, Wakil Tetap Kementerian Pertahanan urusan Gencatan Senjata.
MT Haryono menjadi target PKI lantaran dirinya menolak adanya Angkatan Perang Kelima yang digagas oleh PKI. Ia pun diculik serta dibunuh oleh PKI. Jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.