Hari ini tepat tahun kedua Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Setelah dua tahun resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim jika dirinya telah berhasil melakukan beberapa program yang menunjang ibu kota.
Dilansir dari Detik, Anies menyatakan terdapat beberapa program yang menurutnya berhasil dilaksanakan, pada fasilitas umum di antaranya pembangunan trotoar, Taman Maju Bersama, Peningkatan Angkutan Umum, dan Akses Kepulauan Seribu.
Anies Baswedan dan Program Kontroversialnya
Anies juga mengklaim beberapa progra kesejahteraan masyarakat di antaranya Rumah DP 0%, Kartu Kesejahteraan, Perlindungan Perempuan dan Anak, Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah, dan Dana Hibah PAUD. Jakarta yang akan menjadi tuan rumah ajang Formula E juga tidak luput Anies sebutkan.
Argumen Anies atas beberapa program yang dijalankan tersebut adalah untuk mewujudkan “Wajah Baru Jakarta”. Di luar berbagai klaim Anis atas keberhasilan programnya tersebut, terdapat beberapa kebijakan yang kotroversial, berikut ini Djawanews rangkum dari berbagai sumber.
-
IMB Lahan Reklamasi
Anies Baswedan yang dalam janji kampanye berkomitmen untuk menghentikan proyek reklamasi di 13 pulau, tiba-tiba memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Pulau D kawasan Teluk Jakarta.
Terkait dengan kebijakan tersebut, Anies berkilah jika dirinya berpedoman dari Pergub Nomor 206 Tahun 2016 yang dikeluarkan mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
-
Membuka Kampung Akuarium
Sebagaimana diketahui Kampung Akuarium pada masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) beberapa kali mengalamin penggusuran. Namun pada masa Anies sekarang Kampung Akuarium akan kembali dibangun pada tahun 2020.
Rencananya perumahan akan dibangun di Kampung Akuarium dalam konsep rumah lapis dengan desain rumah kontainer. Pembangunan perumahan tersebut kemudian menuai protes dari berbagai pihak.
Hal tersebut dikarenakan rencana tersebut bertentangan dengna Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2012 dan status lahan pada wilayah tersebut merupakan milik Perumda Pasar Jaya.
-
Tata Ruang Kota yang Jadi Sorotan
Terdapat beberapa tata ruang kota yang menjadi perhatian, yang terbaru adalah instalasi Gabion di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia (HI). Instalasi anyaman kawat berlapis dengan bebatuan di dalamnya tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp150 juta.
Kritik pun berdatangan, ada yang menyatakan apa yang dibangun Pemprov DKI Jakarta tersebut tidak memiliki makna, dan juga tidak merupakan karya seni. Ada juga yang menyatakan maksud dan tujuan dibangunnya Gabion tersebut.
Terkait tata kelola kota di era Anies Baswedan, kebijakan pewarnaan trotoar jalan ketika momen Asian Games 2018 juga menuai kritik dari berbagai kalangan. Hal tersebut dikarenakan sudah ada ketentuan terkait marka jalan dan harus ditaati.