Djawanews.com – Banjir akibat tingginya curah hujan melanda sebagian besar wilayah di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Banjir ini menyebabkan sejumlah aktivitas masyarakat lumpuh, salah satunya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kapuas Hulu, Petrus Kusnadi menerangkan, sedikitnya 104 sekolah dari berbagai jenjang pendidikan terendam banjir yang tersebar di sejumlah kecamatan.
"Setidaknya dari tanggal 19 kemarin sekolah yang terendam terdiri dari TK dan PAUD 24 sekolah, SD 66 sekolah, kemudian SMP 14 sekolah yang sudah terdampak banjir," katanya, Rabu 24 Jakarta.
Menindaklanjuti persoalan banjir di sekolah itu, pihak Disdik Kapuas Hulu mengambil kebijakan memberi kebebasan sekolah untuk meliburkan aktivitas belajar di sekolah.
"Kita mengimbau sekolah yang dalam waktu lama terendam banjir bisa disesuaikan dengan situasi setempat. Bisa belajar di rumah atau secara online," katanya.
Kusnadi mengatakan, Disdik tidak dapat memaksakan para siswa untuk belajar di sekolah di tengah kondisi banjir. Pasalnya, hal tersebut bisa membahayakan siswa yang masih usia anak-anak.
"Saya berharap seluruh aset di sekolah itu sudah diamankan pihak sekolah," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, hingga saat ini banjir masih merendam sejumlah kecamatan di Kapuas Hulu terutama di kawasan hilir, di antaranya Kecamatan Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Jongkong, Selimbau, Semitau, dan Silat Hilir.
Selain itu, banjir juga merambah ke dua kecamatan baru, di antaranya Batang Lupar di daerah Lanjak Deras dan Kecamatan Badau di kawasan Pulau Majang.
Banjir di Kapuas Hulu mencapai ketinggian mulai dari 50 sentimeter hingga 2 meter. Hal ini dipicu oleh hujan deras yang melanda daerah itu sejak dua pekan lalu.
Selain itu, luapan Sungai Kapuas dan Danau Sentarum juga menjadi faktor terjadinya banjir. Luapan tersebut terjadi karena kiriman debit air dari wilayah Kabupaten Sintang dan Melawi meski di Kapuas Hulu tak terjadi hujan.