Djawanews.com – Wahyana, sosok wasit asal Indonesia dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Wahyana adalah warga asal Canggahan VII, Sidomulyo, Godean, Sleman.
Pria berusia 54 tahun tersebut bercerita pengalamannya menjadi wasit di ajang bergengsi tingkat dunia, Olimpiade Tokyo 2020.
Guru SMP N 4 Patuk Gunungkidul ini mengaku Olimpiade Tokyo 2020 menjadi Olimpiade pertama dirinya menjadi juru pengadil.
Di Olimpiade Tokyo 2020 tersebut, Wahyana menjadi juru pengadil di cabang olah raga bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020.
"Cukup banyak pertandingan yang saya pimpin. Karena di sini kompetisi mulai tanggal 24 Juli sampai 2 Agustus. Sehari rata-rata 3-4 pertandingan," jelasnya.
Wahyana menuturkan perbedaan yang paling terasa saat memimpin sejumlah pertandingan di tengah pandemi adalah kehadiran penonton. Pasalnya pandemi COVID-19 yang masih berlangsung membuat penonton bulu tangkis tidak bisa hadir secara langsung di stadion.
Menurutnya kondisi cukup memberi efek dalam sebuah pertandingan. Kondisi stadion yang sepi membuat wasit lebih fokus pada pertandingan yang sedang dimainkan. Berbeda dengan pertandingan pada event-event besar sebelum pandemi, yang selalu dijubeli penonton.
"Beda kalau misal penontonnya penuh, riuh, dan lain sebagainya. Kadang kita call atau mengucapkan skor dan sebagainya itu tidak terdengar," tutur dia.
Wahyana mengatakan jalan menuju Olimpiade itu bukan hal yang mudah. Diperlukan sertifikat dan lisensi untuk memimpin partai final cabang bulu tangkis di kelas internasional khususnya olimpiade.
Wahyana menjelaskan pemilihan wasit di setiap laga bulu tangkis harus netral. Artinya jika pada pertandingan tersebut ada wakil Indonesia yang bertanding, maka orang Indonesia tidak diperbolehkan untuk menjadi wasitnya begitu juga dengan negara lain.
"Untuk event sebesar olimpiade itu kan merupakan event tertinggi dan terbesar di dunia ya. Jadi wasit yang boleh memimpin di cabang bulu tangkis itu yang mempunyai lisensi BWF certificated," ujarnya.
Menjadi wasit memang harus netral sehingga ketika ada atket Indonesia yang bertanding maka wasit dari Indonesia jelas tidak boleh wasit. Terkecuali, lanjut Wahyana, pertandingan yang berlangsung itu antara Indonesia melawan Indonesia. Kondisi itu memungkinkan wasit Indonesia bisa ikut memimpin laga.
Ditanya mengenai laga yang paling berkesan di Olimpiade Tokyo 2020, Wahyana menyebutkan pertandingan antara Lee Chong Wei melawan Lin Dan menjadi salah satu yang tak terlupakan. Pasalnya kedua pemain di sektor tunggal putra tersebut merupakan pemain hebat di eranya. Sehingga dari segi wasit pun harus memiliki konsentrasi yang luar biasa.
Ingin tahu informasi mengenai sport lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.