Djawanews.com - Tim bulutangkis Indonesia didepak dari All England 2021. Manajer tim Indonesia Ricky Subagja pun blak-blakan bahwa mereka telah didiskriminasi.
Seperti diketahui, otoritas kesehatan Inggris NHS (National Health Service) meminta seluruh pemain Indonesia untuk mengisolasi diri. Sebab di pesawat yang ditumpangi tim dari Istanbul ke Birmingham ada penumpang yang positif Covid-19.
Padahal setibanya di Birmingham, hasil tes swab PCR tim Indonesia dinyatakan negatif.
Perlakuan diskriminatif terhadap Indonesia terlihat ketika tim Denmark, India, dan Thailand diberi kesempatan melakukan uji ulang meski hasil tes PCR negatif. Bahkan demi menunggu hasil, panitia All England dan BWF (Badminton World Federation) sepakat memundurkan jadwal.
"Tapi tidak terhadap Indonesia. Kami menerima e-mail dari NHS yang meminta untuk isolasi," ujar Ricky.
Dengan perasaan kecewa, sedih, dan jengkel dia dan para pemain mematuhi permintaan tersebut. Tapi panitia membiarkan mereka berjalan kaki menuju penginapan sejauh 800 meter. Padahal sebelumnya panitia menyediakan bus jemput-antar untuk mereka.
Setibanya di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Centre, mereka pun tak diperkenankan menggunakan lift untuk menuju ke kamar masing-masing di lantai tiga.
"Kami harus naik tangga. Kami diperlakukan seperti sudah terjangkit Covid-19," kata Ricky, yang bersama Rexy Mainaki pernah menjadi juara All England pada 1995 dan 1996.
Perlakuan diskriminasi tampaknya semakin jelas setelah mengetahui pemain Turki Neslihan Yigit diizinkan bertanding. Yigit diketahui satu pesawat dengan tim Indonesia menuju Birmingham dari Istanbul. Namun sehari kemudian, Yigit dinyatakan walk-out.
Menurut Ricky, anehnya tak ada informasi bahwa NHS melakukan pelacakan terhadap siapa saja yang pernah berinteraksi dengan tim Indonesia. Sebab Tim Indonesia sudah lima hari di Birmingham, dan berinteraksi dengan banyak orang baik di lobi hotel, shelter bus, maupun di arena pertandingan.
Dari sederet fakta itu, kata Ricky Subagja, wajar dan logis bila para pemain merasa ada sabotase oleh pihak tertentu terhadap tim bulu tangkis Indonesia. Apalagi 12 pemain Indonesia termasuk top dunia yang berpeluang besar meraih juara di ajang bulutangkis tertua ini.
"Para peserta dari negara lain tentu sangat beruntung dengan ketidakhadiran pemain Indonesia," jelas Ricky.
Seharusnya, BWF dan Panitia All England lebih profesional dan fair. "Kita tahu Presiden BWF Poul-Erik Hoyer Larsen dari Eropa (Denmark) harus fair terhadap seluruh anggotanya termasuk Indonesia," pungkas Ricky.
Tim bulutangkis Indonesia yang gagal mengikuti turnamen All England di Birmingham dipastikan tiba kembali di Tanah Air hari Senin (22/3/2021) ini.
Mereka menjalani isolasi mandiri lebih cepat dari seharusnya baru berakhir besok. Kepulangan ini atas jaminan KBRI di London dan Kementerian Luar Negeri Inggris mengingat hasil uji swab PCR pada Jumat malam hasilnya negatif.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.