Setelah pemain Derby County, Martyn Waghorn, membuat gol pada menit ke-81, Manajer Aston Villa, Dean Smith, 48 tahun, tak senang lagi. Papan skor di Stadion Wembley berubah jadi 2-1.
Aston Villa masih unggul. Namun, dengan sisa waktu sembilan menit, apa saja bisa terjadi. Termasuk dua gol yang dicetak Anwar El-Ghazi (menit ke-44) dan John McGinn (59) menjadi sia-sia.
Apalagi, selepas gol itu, Derby County yang dilatih bekas pemain Chelsea, Frank Lampard, bermain dengan menggebu. Dalam waktu yang tersisa, hanya satu keinginan mereka, yakni menyamakan skor dan menjaga laga berlanjut lewat perpanjangan waktu.
Namun, nasib berpihak pada Smith. Selang hampir 15 menit kemudian, wasit Paul Tierney menyemprit peluit tanda laga habis. Angka di papan skor tak berubah. Mereka menang 2-1.
“Aston Villa ada di Liga Premier,” ungkap Smith dengan penuh emosi.
Aston Villa kembali ke Liga Primer setelah tiga musim lalu terpental dan harus mondok di divisi Championship. Tiga musim berada di divisi bawah Liga Premier Inggris merupakan catatan terburuk sejak dekade 1970-an.
Dosa itu terhapus sudah. Kali ini, melalui laga play-off, tim tersebut menyusul keberhasilan dua klub sebelumnya, Norwich Citydan Sheffield United. Aturannya memang begitu. Dua peringkat teratas di klasemen Championship langsung mendapat tiket naik kelas ke Liga Premier Inggris.
Sedangkan satu tempat diperebutkan empat tim yang berada di peringkat ketiga hingga keenam. Villa sendiri finis di peringkat kelima dan berhak mengikuti play-off.
Di laga perdana, mereka mengalahkan West Brom. Sedangkan Derby menggulingkan Leeds United. Di final, Aston Villa bertarung melawan Derby.
Tahun lalu, mereka memiliki kesempatan untuk kembali, juga melalui jalur play-off. Namun usaha mereka kandas karena dikalahkan Fulham dalam laga final itu.
Sayang, Fulham hanya semusim berada di Liga Premier Inggris. Musim depan, mereka kembali berkutat di Championship yang ketat dan jauh lebih keras dari Liga Premier.
Smith berhasil menghindari kegagalan yang sama. Namun, kembalinya The Villans –julukan klub ini- ke panggung Liga Premier bukanlah perjalanan yang mudah. Smith harus melakukannya dengan usaha yang teramat keras.
Kondisi klub saat dipegang Smith tidaklah baik. Mereka berada di posisi ke-14. Terlebih, suasana tim juga tak bagus selepas pemecatan Steve Bruce, eks pelatih Birmingham.