Real Madrid menutup La Liga musim ini dengan duka. Di Santiago Bernabeu, Ahad lalu, mereka takluk 0-2 oleh lawan terakhirnya, Real Betis. Kekalahan itu menggenapi penderitaan panjang Madrid pada musim ini.
Los Blancos babak belu di mana-mana. Mereka gagal di tiga kompetisi utama, yakni La Liga Spanyol, Liga Champions, dan Copa del Rey. Satu-satunya trofi yang mereka raih hanyalah Piala Dunia Antarklub.
Gonta-ganti manajer
Keputusan klub gonta-ganti manajer menambah suasana pelik di tubuh Real Madrid. Awalnya, Los Merengues menunjuk mantan pelatih tim nasional Spanyol, Julen Lopetegui, pada awal musim.
Nahas, tak sampai empat bulan menjabat, pelatih berusia 52 tahun tersebut diberhentikan. Lopetegui dianggap gagal karena menderita lima kekalahan beruntun sejak 26 September hingga 28 Oktober 2018.
Empat kekalahan di La Liga –termasuk kekalahan memalukan 1-5 oleh Barcelona- ditambah satu kekalahan pada penyisihan grup Liga Champions.
Kursi manajer pun digantikan oleh pelatih tim junior, Santiago Solari. Secercah harapan sempat muncul dibawah kendali pria berkebangsaan Argentina tersebut. Solari bisa meraih 12 kemenangan dalam 17 laga di Liga Spanyol.
Masalah justru datang dari Copa del Rey dan Liga Champions. Pelatih berusia 42 tahun itu gagal membawa Madrid melaju lebih jauh di dua kompetisi tersebut.
Dalam Copa del Rey, Madrid hanya sanggup mentas di babak semifinal sebelum dikalahkan oleh Barcelona dengan agregat mencolo, 1-4. Tamparan terdahsyat terjadi pada babak 16 Liga Champions. Madrid, yang berpredikat juara bertahan, justru keok oleh tim kuda hitam, Ajax Amsterdam.
Awalnya, madrid sempat unggul 2-1 pada leg pertama di Johan Cruyff Arena. Namun, pasukan Ajax membalas dengan menaklukkan Madrid 1-4 di Bernabeu. Karim Benzema cs tersingkir dengan agregat 3-5. Sepekan kemudian, Solari dipecat.
Zidane dijadikan tumpuan harapan
Sejak saat itu, kendali Madrid kembali ke tangan Zinedane Zidane. Zizou, panggilan Zidane, dianggap sebagai orang yang bisa membangunkan Madrid. Maklum saja, bersama Zidane pada 2016-2018, Madrid panen Sembilan trofi, termasuk tiga kali beruntun meraih gelar juara Liga Champions.
Namun, pelatih berusia 46 tahun itu tak sanggup menyembuhkan Madrid. Ibarat kapal, kebocoran di lambung sudah terlalu parah. Madrid telanjur karam musim ini.
Dalam 11 laga di La Liga bersama Zidane, Madrid hanya mampu meraih lima kemenangan. Sisanya berakhir dengan dua kali imbang dan empat kali kalah –termasuk kalah 0-2 oleh Betis.
Walhasil, Zidane pun wajib untuk melakukan perombakan besar-besaran. Termasuk melakukan kegiatan jual-beli pemain dalam bursa transfer musim panas nanti.
Sementara itu, Zidane optimis Madrid masih bisa bangkit pada musim depan. Kuncinya focus dan satu semangat sejak awal musim.cc