Djawanews.com - Gelaran Euro 2020 mendapat sorotan dari organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Sorotannya tertuju pada kerumunan fans di stadion maupun di bar saat menonton laga masing-masing negara.
Pasalnya, pandemi Covid-19 sendiri belum sepenuhnya reda di Eropa.
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menyebut UEFA tidak bertanggung jawab dengan mengizinkan kerumunan besar dalam turnamen tersebut. Kini sorotan juga datang dari WHO, yang menyebut Euro 2020 telah memicu peningkatan kasus baru hingga 10%.
Penurunan kasus baru Covid-19 dalam 10 pekan belakangan ini di Eropa disebut telah berakhir. Sedangkan gelombang baru Covid-19 tidak terhindarkan karena turnamen sepakbola.
"Kita perlu melihat jauh di luar stadion," kata staf kedaruratan senior WHO Catherine Smallwood.
"Kita harus melihat bagaimana orang menuju ke sana, apakah bergerombol ramai-ramai naik bus? Dan saat mereka meninggalkan stadion, apakah mereka berkerumun di bar dan pub untuk nonton pertandingan?" lanjutnya.
Aturan Tiap Negara Beda-beda
Smallwood menilai, Euro 2020 memicu penularan Covid-19. Terlebih, tiap negara punya aturan yang berbeda-beda dalam membatasi penonton. Ada yang membatasi hanya 25-45% kapasitas venue, ada juga yang mengizinkan hingga 60 ribu penonton seperti di Budapest, Hungaria.
"Keputusan final terkait jumlah suporter yang menonton pertandingan dan persyaratan masuk ke negara atau stadion manapin menjadi tanggun jawab otoritas lokal yang kompeten, dan UEFA mengikuti dengan ketat," kata UEFA dalam sebuah pernyataan.
Selain menuding UEFA tidak bertanggung jawab, Menteri Dalam Negeri Jerman juga mengkhawatirkan gelaran semifinal dan final yang akan digelar di London bakal menularkan Covid-19.
"Saya tidak bisa menjelaskan kenapa UEFA jadi tidak masuk akal. Saya mengira ini karena komersialisme," tudingnya.