Vincent Kompany pamit dari Manchester City, Ahad lalu. Setelah membawa The Citizens meraih trofi Piala FA dan gelar juara musim ini, pemain berusia 33 tahun itu memilih pergi.
Kontrak kerja pemain Manchester City ini dengan klub yang dibelanya memang berakhir pada 30 Juni 2019. Keduanya pun sepakat tak memperpanjang kontrak.
Mantan pemain Hamburg SV itu sudah punya pilihan lain, yakni pulang kampung. Selanjutnya, Kompany dikabarkan akan meneken kontrak selama tiga tahun bersama Anderlecht.
Bagi mantan pemain dari juara Liga Premier Inggri 2018/2019 ini, Anderlecht adalah tempat yang pas untuk menghabiskan kariernya sebagai pemain professional. Klub berjulukan Si Ungu dan Putih itu adalah tempat Kompany belajar sepak bola.
“Sebagai pemain sepak bola, saya terlahir dan dibesarkan di RSC Anderlecht. Sejak usia 6 tahun, saya telah menjadi satu dengan klub itu,” kata Kompany.
Lebih hebat lagi, bos Anderlecht, Marc Coucke, serta Direktur Olahraga Michael Verschueren memberikan Kompany peran ganda, yakni sebagai pelatih dan pemain.
Coucke dan Verschueren tertari dengan misi Kompany menyulap Anderlecht menjadi tim yang mampu memainkan sepak bola menyerang nan atraktif, seperti City.
“Manchester City memainkan sepak bola idaman saya. Inilah yang ingin saya ajarkan kepada anak-anak Anderlecht. Beruntung, klub memberikan saya waktu, dana, dan dukungan untuk proyek saya,” jelas Kompany.
Pelatih Manchester City Merasa Kehilangan
Sementara itu, manajer Manchester City, Josep Guardiola, merasa kehilangan setelah Kompany pamit pergi. Bagi dia, Kompany adalah bek tengah special. Selain tangguh, pemain Belgia itu punya mental serta kepemimpinan bagus.
“Kami akan merindukannya. Dia pemain yang luar biasa,” kata Guardiola.
Kompany adalah salah satu pilar pertama dalam evolusi kekuatan Manchester City di Liga Premier Inggris sejak ditangani Roberto Mancini, Manuel Pellegrini hingga sekarang bersama Guardiola.
Namun, rupanya Guardiola menjadi manajer favorit Kompany. Menurut Kompany, pelatih berusia 48 tahun itu sukses menghadirkan sesuatu yang baru dalam sepak bola. Hal itu pula yang membuat City mampu keluar sebagai juara Liga Premier Inggris dan meraih trebles winners untuk pertama kalinya.
“Dia manajer luar biasa dan jadi contoh serta penyemangat saya untuk lebih mencintai sepak bola,” ungkap Kompany.