Dua tim asal kota London, Inggris, yakni Chelsea dan Arsenal, beradu gengsi untuk menjadi yang terbaik di Eropa. Chelsea dan Arsenal akan bentrol di final Liga Europa di Stadion Olympic, Baku, Azerbaijan, Kamis (30/5) dini hari WIB.
Kali terakhir kedua tim dari satu negara pada era Liga Europa tampil di final Liga Europa terjadi pada 2011 lalu. Ketika itu, dua kesebalasan asal Portugal, FC Porto bertemu dengan rivalnya, Braga. Kini tradisi itu kembali terjadi. Kali ini giliran Chelsea dan Arsenal.
Berbicara pengalaman pada laga final, Chelsea dan Arsenal sama-sama telah merasakan panasnya atmosfer pertandingan pamungkas Liga Europa. Namun, The Blues bisa dikatakan lebih difavoritkan karena pernah menjuarai trofi itu pada musim 2013 setelah mengalahkan Benfica 2-1 di Johan Cruyff Arena.
Sementara itu, Arsenal yang akan tampil untuk kali kedua di final Liga Europa sama sekali belum pernah meraih trofi tersebut. Pasalnya, di partai final the Gunners menyerah oleh Galatasaray lewat adu penalty dengan skor 1-4 di Stadion Parken, Denmark, pada 2000.
Catatan menarik lainnya terkait kedua pelatih. Situasi itu berbanding terbalik dari fakta di atas. Sebab, pelatih Chelsea Maurizio Sarri belum pernah meraih trofi kejuaraan besar.
Sementara, pelatih Arsenal Unai Emery sudah tiga kali menjuarai Liga Europa.
Pelatih asal Spanyol itu pun selalu sanggup membawa tim asuhannya Berjaya dalam tiga final terdahulu. Semuanya saat dirinya membesut tim asal Andalusia, Sevilla.
Alhasil, para fan tim Meriam London sedikit dapat menghela napas. Kali ini mereka berada di bawah tangan pelatih yang berpengalaman dan berpotensi mengakhiri puasa gelar Arsenal.
Menilik hal tersebut, Arsenal lebih diuntungkan karena memiliki Emery. Terlebih, mereka terhindar dari rumor miring terkait masa depan pemainya. Namun, mereka tak bisa terlalu berharap memetik clean sheet pada lagan anti.
Merujuk pada pertemuan terakhir kedua klub, laga diprediksi berjalan ketat. Sejak 2017, the Blues dan the Gunners telah delapan kali bertemu. Hasilnya, tiga kali Arsenal menang, tiga kali imbang, dan dua kali the Roman Emperor menang.
Hal ini pun membuktikan betapa sulit memprediksi hasil pertemuan keduanya. Sedangkan Emery sendiri tidak berjanji mempersembahkan trofi untuk Arsenal. Dia hanya bisa menjami kesebalasan asal London Utara bakal kembali bersaing dengan tim-tim kuat lainnya.
“Saya tidak menjanjikan gelar juara. Saya berjanji untuk bersaing. Apa yang dilakukan Wenger untuk klub ini sangatlah besar,” jelas Emery dilansir dari El Mundo, Selasa (28/5).