Djawanews.com – Pandemi Covid-19 berimbas pada banyak hal. Tidak hanya pada dunia kesehatan, pandemi juga berdampak pada dunia industri otomotif. Hambatan terjadi pada proses produksi sampai pada penjualan.
Pada penerapan New Normal ini para pelaku industri otomotif berharap keadaan bisa kembali normal. Pabrik-pabrik kendaraan juga disebut telah melakukan banyak persiapan agar bisa kembali beroperasi.
Industri Otomotif Belum Bangkit
Dikutip Djawanews dari CNBC Indonesia, Sekjen Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan bahwa saat ini masih diberlakukan sistem shift, Rabu (17/06/2020). Untuk beroperasi secara penuh semua tergantung tidak hanya dari pabrik kendaraan, namun juga pada para pemasok yang tersebar di beberapa daerah. Kesiapan yang berbeda-beda dari para pemasok membuat kondisi new normal pada industri otomotif belum maksimal.
Kukuh juga mengatakan jika kondisi tak segera membaik, ia tidak tahu sampai kapan industri otomotif bisa bertahan. Saat ini mereka bertahan sesuai dengan arahan dari pemerintah. Mereka juga sengaja tak melakukan PHK untuk saat ini.
“Untuk itu kami minta relaksasi tarif listrik supaya bisa memperpanjang napas, kita ada harapan dari ekspor supaya kita bisa pulih kembali,” jelasnya.
Para pelaku Industri otomotif saat ini juga sedang berusaha meningkatkan daya beli masyarakat. Upaya peningkatan dilakukan dengan mengurangi harga dengan insentif pajak. Untuk itu Gaikindo meminta kepada kepala daerah agar bersedia mengurangi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) sebesar 12,5% dalam jangka waktu tertentu.