Djawanews.com – Bilal bin Rabah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang tak mampu menyimpan rasa sedihnya saat ditinggal Nabi wafat. Sang muadzin yang sangat disukai umat islam pada zamannya itu merasa kehilangan sosok Nabi sekaligus sahabat karibnya.
Hari itu, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni tahun 632 Masehi, Rasululullah SAW mengembuskan napas terakhirnya. Bilal tak mampu menyimpan kesedihannya. Ia bahkan hanya mampu mengumandangkan adzan selama tiga hari setelah nabi wafat.
Kesedihan Bilal membuatnya berhenti adzan saat berada di lafal "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah".
Karena kesedihan yang ia rasakan, Bilal kemudian menghadap ke Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq dan meminta izin untuk tak lagi menjadi seorang muadzin. Permintaan Bilal dikabulkan. Setelah itu ia ikut pasukan Fathul Islam (Pembebasan Islam) ke Syam dan tinggal di Homs, Syria (kini Suriah). Ia sengaja tinggal di tempat baru agar kenangannya dengan Nabi tak membuatnya sedih.
Suatu ketika, Bilal bermimpi bertemu Rasulullah SAW yang menanyakan kondisi Bilal. "Ya Bilal, wa maa hadzal jafa? (wahai Bilal, mengapa kau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?")
Karena mimpi itu Bilal segera bangun dan bertekat segera pulang ke Madinah. Ia tiba-tiba merasa rindu dan berniat untuk menziarahi makam Rasulullah SAW. Setibanya di Raudhah, Bilal tak mampu menahan tangis.
Saat itulah ia bertemu dengan cucu kesayangan Rasulullah, yakni Hasan dan Husein, yang telah beranjak dewasa. Bilal segera memeluk keduanya dengan erat sebagai pelampiasan rasa rindunya.
"Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek," tanya Husein.
Di saat yang bersamaan, Umar bin Khattab melihat peristiwa mengharukan itu. Umar juga meminta agar Bilal bersedia mengumandangkan adzan sekali lagi. Meski tak mudah bagi Umar dalam merayi sang muadzin, Bilal akhirnya bersedia memenuhi permintaan tersebut.
Waktu Salat tiba dan Bilal mulai bersiap mengumandangkan adzan. Tak lama setelah itu suara merdu mulai menggema di udara Madinah. Saat lafadz "Allahu Akbar..." diucapkan Bilal, seluruh Madinah menjadi sepi. Berbagai kegiatan berhenti, semua orang terkejut dengan suara yang telah hilang bertahun-tahun.
Penduduk Madinah terharu dan menyangka bahwa Rasulullah telah kembali dari kematian. Saat Bilal mengumandangkan lafal "Asyhadu anlaa ilaha illallah," masyarakat Madinah berbondong-bondong menuju ke sumber suara. Semakin Bilal menyelesaikan adzannya masyarakat sekitar semakin mendekat.
Adzan Bilal akhirnya secara sempurna kembali bergema di Madinah setelah Rasulullah SAW wafat. Seluruh masyarakat Madinah menangis, tidak terkecuali sang Khalifah Umar bin Khattab. Mereka menangis saking rindunya dengan nabi Muhammad SAW.
Banyak kisah menarik tentang Bilal, sahabat Nabi Muhammad SAW. Untuk mendapatkan artikel menarik lain, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.