Djawanews.com – Dalam beberapa hari terakhir, langit biru terlihat jelas di beberapa wilayah di Bali. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas udara di Bali, apa yang mempengaruhinya?
Berdasarkan data dari laman kualitas udara iqair.com, dalam sepekan, indeks kualitas udara di Denpasar di bulan Oktober ini adalah 46, padahal akhir bulan Septermber ada di angka 48, dan pada awal bulan September rata-rata di angka 51.
Peningkatan kualitas udara di Bali tersebut teryata disebkan oleh program “Langit Biru” yang dilakukan oleh Pertamina. Faktanya, sebelum program berlangsung indeks rata-rata kualitas udara di Denpasar ada pada angka 67,5.
Program “Langit Biru” adalah pengurangan konsumsi BBM jenis premium yang digantikan dengan Pertalite.
Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus Rustam Aji, menjelaskan peningkatan konsumsi BBM ramah lingkungan adalah bentuk kepedulian masyarakat akan manfaat kualitas udara yang lebih bersih.
"Bali sebagai barometer pariwisata Indonesia dan destinasi ternama di dunia, mendapat dukungan dari masyarakatnya untuk menjadi pelopor penerapan Program Energi Bersih yang berujung meningkatnya kualitas udara dan lingkungan," jelas Rustam dilansir dari Grid, (14/10).
Untuk menjalankan program Langit Biru, Pertamina selama 29 September sampai 28 November 2020 menjual harga Pertalite setara dengan harga Premium yaitu Rp6.450 per liter.
Selain peningkatan kualitas udara di Bali, simak artikel otomotif lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Ingin mendapatkan informasi cepat dan menarik? Jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.