Bus listrik Indonesia yang diberi nama Maxvel ini merupakan hasil karya dari PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dan saat ini diketahui akan diproduksi versi finalnya pada tahun ini di pabrik Kudus, Jawa Tengah. Dua prototipe bus listrik Indonesia Maxvel yang ada sekarang ini merupakan produksi perusahaan karoseri New Armada. Diketahui bahwa kapasitas terpasang yang ada di pabrik Kudus bisa mencapai sebanyak lima bus listrik dalam satu hari. Kapasitas terpasang ini dikatakan bisa diperbanyak dan juga disesuaikan jumlahnya dengan permintaan pasar.
PT Mobil Anak Bangsa akan merakit sasis dan desain produk di Kudus, begitu juga dengan karoseri. Dengan target kapasitas dalam satu harinya ada lima unit, maka dalam sebulan PT Mobil Anak Bangsa dapat memproduksi kapasitas terpasang bus llisrik Indonesia atau Maxvel hingga mencapai 100 unit. Diketahui juga bahwa saat ini terdapat banyak operator bus yang sudah berkomitmen untuk memesan bus listrik. Pihak MAB sudah mempersiapkannya, termasuk melakukan uji coba untuk mendapatkan surat rekomendasi uji tipe dari Kementerian Perhubungan. Penasaran seperti apa spesifikasi bus listrik Indonesia?
Spesifikasi Bus Listrik Indonesia
Bus listrik Indonesia Maxvel tidak menggunakan mesin konvensional seperti bus-bus pada umumnya di Indonesia. Spesifikasi bus listrik Indonesia ini memiliki panjang sekitar 12 meter dan disebut-sebut lebih canggih daripada bus-bus yang biasa dipasarkan di dalam negeri. Kendaraan komersial yang masih berada dalam tahap pengembangan itu ternyata akan memiliki tenaga listrik murni. Bus listrik Indonesia atau Maxvel ini memiliki tenaga setara yaitu 260 hp dan dapat melontarkan torsi maksimal sebesar 2.400 Nm.
Kandungan komponen lokal bus listrik Maxvel tersebut ternyata sudah mencapai sekitar 60 persen berdasarkan chassis, interior sampai bodi juga sudah banyak yang dilokalkan. Bus listrik Indonesia atau Maxvel ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang lama untuk pengisian daya baterai dari kosong hingga penuh yang memakan waktu dua sampai tiga jam. Cara tersebut masih bisa dipercepat atau diubah dengan menggunakan perangkat fast charging.
Untuk saat ini baterai pada bus listrik Indonesia Maxvel tersebut masih buatan para teknisi dari MAB. Namun ke depan, MAB ingin bekerjasama dengan berbagai perusahaan pembuat baterai dari negara lain seperti Korea, Australia, Jepang hingga Eropa. Keinginan itu dimaksudkan untuk meningkatkan fasilitas dari bus listrik Indonesia atau Maxvel.