160 tahun yang lalu, salah satu karya terpenting Charles Darwin diterbitkan, tepatnya pada tanggal 24 November 1859. Karya tersebut berjudul The Origin of Species yang diterbitkan oleh Penerbit John Murray di Inggris. Hingga kini, buku yang menjadi induk pemikiran Charles Darwin mengenai evolusi terus dicetak ulang, bahkan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Charles Darwin (micropia.nl)
Perjalanan Darwin untuk mencapai hasil pemikiran yang tertuang dalam The Origin of Species tidak mudah. Ia harus melawan kepercayaan sekaligus stigma yang berkembang dalam masyarakat di sekitar Darwin mengenai awal penciptaan makhluk hidup yang tertuang dalam Alkitab.
Bahkan, Darwin harus melawan kepercayaan keluarganya sendiri untuk mencapai pemikiran tersebut. Ilmuan itu terlahir di keluarga yang taat beragama sekaligus berkecukupan secara ekonomi karena ayah dan kakeknya adalah seorang dokter terkenal. Meski keluarganya lebih condong ke medis, Darwin justru tertarik dengan ilmu alam.
Pada masanya, buku The Origin of Species bisa dianggap sebagai buku yang melecehkan kepercayaan gereja kristen mengenai awal mula penciptaan alam semesta dan makhluknya. Bisa dibilang, Darwin melawan kepercayaan yang telah dipercaya oleh masyarakat selama berabad-abad. The Origin of Species juga menjadi titik balik sejarah sains karena pertentangan atas teori evolusi sebelumnya.
Teori evolusi memang telah dikenal jauh sebelum Darwin mengemukakan pikirannya. Meski begitu, tidak ada ilmuan yang berhasil membuat catatan pengamatan dan eksperimen yang luas seperti yang dimiliki Darwin. Catatan tersebut didasarkan pada pengamatan yang ia lakukan selama tahun 1830-an.
Darwin berusaha menggabungkan serangkaian fakta yang mendasar, bahwa makhluk hidup bersaing untuk mendapatkan makanannya yang terbatas. Di sisi lain, mereka harus terus hidup dan melanjutkan keturunannya.
Begitu pula dengan manusia. Darwin menganggap bahwa semua makhluk hidup—termasuk manusia—berasal dari leluhur yang terus mengalami evolusi. Evolusi terjadi agar spesies dapat bertahan hidup sekaligus meneruskan keturunannya. Dari sini teori Darwin dianggap menyimpang dari Kitab Kejadian.
Buku The Origin of Species karya Charles Darwin terbit (simple.wikipedia.org)
Terlepas dari kontroversi yang melingkupi teorinya, Origin of Species berhasil terjual dengan cepat pada saat pertama terbit. Banyak ilmuan yang langsung menyetujui teori Darwin. Teka-teki terkait biologi yang selama ini belum terpecahkan mulai menemui titik terangnya.
Lain ilmuan, lain pula agamawan. Orang-orang kristen ortodoks justru mengutuk teori Darwin sebagai kepercayaan sesat. Kontroversi mengenai teori Darwin semakin memuncak setelah bukunya yang berjudul The Descent of Man, dan Selection in Relation to Sex terbit pada tahun 1871. Buku tersebut berisi bukti evolusi yang ditulis Darwin bahwa manusia berasal dari kera.
Darwin meninggal pada 19 April 1882 di Inggris. Di saat yang hampir bersamaan, teori evolusi Darwin pelan-pelan mulai diterima oleh masyarakat umum. Masyarakat juga mulai menghormati Charles Darwin sebagai ilmuan dan memakamkan jenazah ilmuan itu di Westminster Abbey. Ia dikubur dalam satu wilayah bersama raja, ratu, dan tokoh terkenal lainnya dari sejarah Inggris. Hingga saat ini, Charles Darwin dianggap sebagai simbol evolusi dan dibicarakan di berbagai disiplin ilmu.
