Hari ini, dunia pertelevisian Tanah Air merayakan hari jadinya yang ke-58 sejak TVRI (Televisi Republik Indonesia), saluran televisi pertama di negara ini diresmikan pada 24 Agustus 1962 silam.
Djawanews.com – “Siapa yang membutuhkan imajinasi, jika kita sudah punya televisi?” demikian petikan reff lagu Mars Penyembah Berhala milik kolektif musik eklektik asal Yogyakarta, Melancholic Bitch. Nukilan lirik tersebut cukup menggambarkan betapa hegemoni televisi berperan besar mengungkung dan menyetir pola pikir sebagian besar umat manusia yang hidup di abad ke-20 dan 21.
Sejak ditemukan pada tahun 1926 dan disiarkan pertama kali di Indonesia pada 17 Agustus 1962, televisi bak pedang bermata dua yang memberikan informasi penting dan turut berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan hingga kawasan pelosok Tanah Air. Namun juga menjadi teknologi paling berbahaya yang bertanggung jawab meracuni “orang-orang yang tidak siap” dengan tayangan nir mutu.
Bahkan di masa pemerintahan Orde Baru, bersama radio, saluran ini menjadi corong utama propaganda rezim Soeharto untuk mebalikkan sejarah dan menebarkan informasi keliru soal kondisi yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Lukanya membekas hingga hari ini, jika melihat bagaimana sentimen kebencian terhadap paham komunis terus beregenerasi dari masa ke masa.
Lebih jauh, televisi di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir hanya menjadi sarana kejar penonton demi memenuhi kepentingan para pengusaha pertelevisian. Deretan tayangan tidak bermutu dari sinetron, reality show hingga talkshow yang disesaki dengan sensasi selebritis dan kabar miring publik figur jadi dagangan laris manis yang dikonsumsi pemirsa televisi Indonesia, di mana mayoritas dari mereka merupakan kaum akar rumput yang tak memiliki pilihan hiburan lain pasca bekerja seharian.
Beruntung, dominasi televisi kini dipukul telak dengan kehadiran platform berbasis internet seperti Youtube. Aneka pilihan tayangan di dalam platform ini bagi sebagian orang dinilai lebih fair sebab pemirsa dapat menentukan jenis tayangan apa yang hendak mereka saksikan. Kendati, racun di Youtube tetap tak dapat dihindarkan ketika sejumlah konten kreator menyalahgunakan kebebasan berkreasi di Youtube dengan membuat tayangan yang jauh lebih menyebalkan ketimbang tayangan televisi.
Menyadari mayoritas penontonnya beralih ke media lain, deretan saluran televisi di Indonesia tak mau ketinggalan dengan membuat kanal di Youtube dan memindahkan sebagian besar tayangannya di platform ini.
Hari ini, dunia pertelevisian Tanah Air merayakan hari jadinya yang ke-58 sejak TVRI (Televisi Republik Indonesia), saluran televisi pertama di negara ini diresmikan pada 24 Agustus 1962 silam. Lantas, apakah kita sudah benar-benar beranjak dari televisi?