Djawanews.com – Bagi Indonesia, Usman Janatin dan Harun Thohir merupakan tokoh patriotik karena berhasil menuntaskan misi ganyang Malaysia di era Presiden Soekarno.
Seruan ganyang Malaysia merupakan buntut dari kemurkaan Soekarno atas pembentukan negara Malaysia pada September 1963.
Pasalnya, pembentukan negara Malaysia dilakukan dengan mencaplok wilayah Kalimantan bagian utara.
Seruan Soekarno membuat Usman yang baru saja diterima menjadi anggota Korps Komando Operasi (KKO), nama Korps marinir TNI Angkatan Laut saat itu, tergerak untuk bergabung dalam operasi militer Komando Mandala Siaga.
Operasi militer itu dipimpin oleh KSAU Omar Dhani. Selain Usman, dua orang yang juga terlibat dalam operasi Komando Mandala Siaga adalah Harun Thohir dan Gani Bin Arup
Pada 8 Maret 1965, ketiganya ditugaskan untuk melakukan sabotase di Singapura.
Berbekal 12,5 kilogram bahan peledak, mereka diperintahkan untuk mengebom, sebuah rumah tenaga listrik.
Akan tetapi, yang diledakkan ternyata bukan target awal, melainkan gedung MDH.
Tanggal 10 Maret 1965, gedung McDonald berguncang hebat karena letusan besar yang berasal dari sebuah tas travel.
Setelah mengebom gedung MDH, Usman dan Harun mencoba melarikan diri, namun keduanya tertangkap. Sementara Gani, entah bagaimana caranya berhasil lolos. Usman dan Harun kemudian diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman mati.
Usman dan harun dieksekusi mati pada 17 Oktober 1968. Siang harinya, jenazah keduanya dipulangkan ke Indonesia dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada hari itu juga.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa keduanya, nama Usman dan Harun diabadikan TNI sebagai nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Kini KRI Usman Harun menjadi salah satu kapal perang penjaga perairan Indonesia.