Djawanews.com – Ketika Tahun Baru Islam, umat Islam di Indonesia biasanya merayakannya dengan berbagai kegiatan, seperti parade atau pawai. Akan tetapi, perayaan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah (20/08/2020) tampaknya ada sedikit perbedaan. Alasannya tak lain adalah pandemi covid-19 yang belum berakhir.
Terkait dengan hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau pada umat Islam untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan ketika merayakan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah.
“MUI mengimbau umat dan anggota masyarakat agar dalam menyambut tahun baru ini tetap memperhatikan protokol medis yang ada,” ungkap Anwar Abbas, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, Rabu (19/08/2020).

salah satu bentuk perayaan Tahun Baru Hijriah di Indonesia (static.republika.co.id)
Terlebih lagi, saat ini masyarakat telah melakukan berbagai aktivitas secara normal—new normal—meski virus corona (covid-19) masih tersebar di Indonesia.
“Untuk itu, MUI mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan sering-sering mencuci tangan, memakai masker, kalau bisa juga memakai penutup muka (face shield), dan menjaga jarak,” terang Sekjen MUI.
Menurut Anwar, dalam perayaan tahun ini, hal yang lebih penting adalah kepedulian masyarakat terhadap kesehatan—pandemi covid-19.
“Yang paling tepat untuk kita lakukan adalah dengan menghormati ketentuan kesehatan yang ada karena itulah yang terbaik kita lakukan saat ini untuk diri kita dan diri orang lain,” tambahnya.
Lalu bagaimana kita perlu memaknai Tahun Baru Islam kali ini? Fachrul Razi, Menteri Agama, mengajak umat Islam di Indonesia untuk menguatkan persatuan dan berusaha mewujudkan kehidupan berbangsa yang lebih baik.
“Mari manfaatkan momentum 1 Muharram 1442H untuk teguhkan persatuan menuju dan mewujudkan Indonesia maju,” terang Fachrul di Jakarta, Rabu (19/08/2020).

ilustrasi hijrah (i1.wp.com)
Ia menilai bahwa Tahun Baru Hijriah mengingatkan umat Islam terhadap sebuah kejadian bersejarah, yaitu hijrahnya Rasulullah saw. dari Mekah menuju Madinah. Salah satu makna yang bisa diambil adalah semangat untuk hijrah atau berubah dari keadaan yang tidak baik menuju keadaan yang lebih baik.
“Mari peringati Tahun Baru Islam dengan penuh syukur. Manfaatkan kehadirannya untuk terus berusaha hijrah menjadi manusia, bangsa, dan umat yang lebih baik,” ungkap Menteri Agama.