Djawanews.com – Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) merupakan wadah (organisasi) dari mahasiswa Nahdliyin yang berperan mengajarkan nilai-nilai keislaman Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Sebagai organisasi pergerakan mahasiswa, PMII pernah terlibat aktif dalam reformasi 98, yang berlanjut pada penurunan Soeharto.
Yang terbaru, PMII berpartisipasi dalam Aksi Gejayan Memanggil Jilid I dan II yang digelar pada 23 dan 30 September 2019 lalu.
Sejarah Lahirnya PMII
Ide pembentukan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berawal dari keinginan kuat dari para mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk sebuah organisasi berideologi Aswaja.
Dorongan untuk membuat suatu wadah mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) semakin kuat saat kongres ke-3 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) pada 27-31 Desember 1958 dengan pembentukan Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Mengingat banyak mahasiswa yang menjadi anggotanya.
Puncaknya dari hasrat tersebut ditumpahkan pada saat konferensi besar IPNU pada 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta.
Beberapa organisasi mahasiswa Nahdliyin bersifat lokal.seperti, Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang berbasis di Jakarta, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di Surakarta serta Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU) di Bandung, sepakat untuk mendirikan organisasi mahasiswa NU secara nasional.
Untuk merealisasikan ide tersebut, maka dibentuklah panitia sponsor berdirinya organisasi mahasiswa Nahdliyin yang berjumlah 13 orang mahasiswa NU yang berasal dari berbagai daerah.
Mereka kemudian mengadakan pertemuan yang disebut dengan Musyawarah Mahasiswa NU pada 14-16 April 1960, bertempat di Gedung Madrasah Muallimin Nahdlatul Ulama, Wonokromo, Surabaya.
Hasil musyawarah tersebut diumumkan di Balai Pemuda pada 21 Syawal 1379 H, atau bertepatan dengan tanggal 17 April 1960, tepat pada hari ini 60 tahun yang lalu.
Deklarasi itu sekaligus menjadi tanda berdirinya PMII, dan setiap tangal 17 April diperingati sebagai hari lahir (Harlah) PMII.
Hubungan PMII dengan NU
Pada awal kelahirannya, PMII merupakan Badan Otonom dari NU sebagai induk organisasi.
Akan tetapi, dalam perjalanannya, PMII menyatakan diri sebagai organisasi independen dan tidak lagi berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama atau organisasi manapun.
Deklarasi independensi PMII terjadi pada 14 Juli 1972 di Murnajati Lawang, Malang, Jawa Timur. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Deklarasi Murnajati”.
Akan tetapi, mengingat kultur dan historis PMII tak bisa dilepaskan dari NU, pada Kongres X tanggal 17 Oktober 1991 di Jakarta, PMII kembali mendeklarasikan posisi Interdepedensi PMII-NU.
Konsep interdepedensi ini dikeluarkan karena kerangka berpikir, perwatakan dan sikap sosial antara PMII dan NU memiliki persamaan serta sama-sama dibungkus dalam pemahaman Ahlussunah wal Jama’ah.