Djawanews – Sebagai salah satu kota tertua di dunia, Banda Aceh memiliki sejarah panjang yang patut untuk dipelajari. Maka tidak salah melalui Kudapan Pagi hari ini Djawanews ulas sejarah Kota Banda Aceh secara singkat.
Berdasarkan buku Kebudayaan Aceh dalam Sejarah yang ditulis Ali Hasjmy, pada abad ke-10 (1059-1069 M) pasukan China telah menginvasi Kerajaan Indra Jaya dan hendak meluaskan wilayah hingga Kerajaan Indra Purba (yang dipimpin oleh Maharaja Indra Sakti).
Sejarah Kota Banda Aceh dan Invasi Pasukan China
Ketika terjadi peperangan antara pasukan China dan Kerajaan Indra Purba, datanglah bala bantuan dari Kesultanan Peureulak. Sebanyak 300 orang pasukan dipimpin oleh Syekh Abdullah Kan’an, salah satunya adalah Meurah Johan yang merupakan anak Adi Genali (Teungku Kawe Teupat, raja Negeri Lingga).
Setelah Meurah Johan bersama pasukan Kerajaan Indra Purba memukul mundur tentara China, berakibat Maharaja Indra Sakti beserta seluruh rakyatnya masuk agama Islam. Sang Raja pun mengawinkan putrinya, Puteri Blieng Indra Keusuma dengan Meurah Johan.
Tidak hanya mengawini putri raja, Meurah Johan juga mengawini Panglima Perempuan China yang dikalahkannya. Nian Nio Lian Khi dan seluruh pasukannya pun masuk Islam, kemudian dirinya berganti nama menajdi Putroe Neng.
Beberapa puluh tahun kemudian, setelah Maharaja Indra Sakti meninggal dunia, Meurah Johan pun diangkat menjadi Raja Indra Purba—yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Darussalam.
Kota Banda Aceh sebagai Ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam
Beberapa abad setelahnya, Kota Banda Aceh masih eksis sebagai kota besar di bawah naungan Kesultanan Aceh Darussalam. Sejarah mencatat kejayaan kerajaan tersebut ketika berada di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607—1636).
Inggris, Portugis, dan Belanda pun tidak dapat masuk wilayah Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Selain itu di sektor ekonomi, Aceh menjadi maju lantaran telah dibangunnya bandar dagang utama, dan mengawasi secara ketat pergerakan orang-orang asing yang berada di Aceh.
Tidak hanya kuat dalam perekonomian, Kesultanan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda juga memiliki armada perang yang tangguh. Dilengkapi senjata meriam, angkatan laut Kesultanan Aceh sudah canggih pada zamannya. Selain itu yang paling ikonik adalah ratusan pasukan gajah yang mengamankan wilayah darat Aceh.
Paparan singkat tentang sejarah Kota Banda Aceh di atas membuktikan jika peradaban masa lalu di nusantara tidak dapat dianggap remeh. Meskipun kita tidak boleh terjebak di masa lalu, namun harus tetap berkaca pada sejarah.