Djawanews.com – Lebih dari 200 tahun yang lalu, tepatnya pada 5 Mei 1818 lahir seorang teoritikus sosialis yang buah pemikirannya mengubah wajah dunia selama hampir sepanjang abad ke-20. Nama tokoh tersebut adalah Karl Heinrich Marx atau biasa dipanggil Karl Marx.
Marx lahir di kota Trier, provinsi Rhine, Prussia, Jerman. Karyanya yang paling populer selain buku Das Kapital yakni sebuah tulisan dengan tajuk Manifest der Kommunistischen Partei yang terbit pada 1848. Karyanya ini menjadi pegangan dunia komunis modern.
Biografi Singkat Karl Marx
Marx terlahir dari keluarga yang tidak miskin dan juga tidak kaya. Dia adalah satu dari sembilan anak pasangan Heinrich dan Heinrietta Marx.
Heinrich merupakan seorang pengacara sekaligus seorang aktivis reformasi Prussia.
Sebenarnya, orang tua Marx memiliki akar agama Yahudi, namun ayahnya, Heinrich memutuskan untuk memeluk agama Kristen Protestan pada 1816. Keputusannya itu tak lepas dari peraturan pemerintah Jerman yang melarang warga Yahudi menduduki posisi penting di masyarakat.
Pada Oktober 1835, Marx bersatus sebagai mahasiswa di Universitas Bonn, Jerman. Aktivitas sehari-harinya seperti kehidupan mahasiswa pada umumnya. Dia suka mabuk-mabukan, membuat onar, debat kusir hingga rebutan cewek.
Aktivitasnya itu membuat sang ayah khawatir. Di akhir tahun, Heinrich memaksa Karl Marx untuk mendaftar di sekolah yang lebih serius. Marx pun akhirnya masuk di Universitas Berlin.
Di sana, dia berkenalan dengan ilmu hukum dan filsafat. Dia terpikat dengan teori-teori GWF Hegel. Akan tetapi, belakangan, Marx mengkritik habis-habisan teori-teori Hegel.
Pada 1843, Karl Marx menikah dengan Jenny von Westhapalen. Jenny merupakan kekasih Marx semenjak ia masih berkuliah di Universitas Berlin.
Perlu diketahui, Jenny adalah putri dari keluarga bangsawan Protestan. Oleh sebab itu, pernikahan Marx dengan Jenny bisa dibilang menarik, karena Marx terlahir sebagai seorang Yahudi (warga negara kelas dua di Jerman).
Yang lebih menarik lagi, ayah mertua sempat menjadi mentor politik Marx. Bapak Jenny, Ludwig von Westhapalen pernah tergerak oleh Revolusi Prancis yang menggema hingga ke seluruh Eropa. Kendati berakhir di kursi birokrat Prussia, Ludwig masih menyimpan simpati terhadap kaum sosialis.
Oktober 1943, Marx pindah ke Kota Paris, Prancis bersama istrinya. Di kota itu, ia bertemu dengan Arnold Ruge.
Marx dan Ruge kemudian menerbitkan jurnal politik bernama Deutsch-Franzosische Jahrbucher. Hanya saja, jurnal ini Cuma terbit satu kali sebelum mereka berpisah karena berbeda pandangan.
Bertemu dengan Engels
Pada Agustus 1844, Jurnal yang diterbitkan Marx membuatnya bertemu dengan Friederich Engels yang kemudian menjadi rekan dan sahabat karibnya.
Keduanya lalu mulai menulis kritik terhadap teori filsafat Bruno Bauer, seorang Hegelian dan kawan lama Marx saat berkuliah di Berlin.
Kolaborasi Marx dan Engels melahirkan sebuah buku dengan judul The Holy Family yang terbit pada 1845. Di tahun ini pula Marx dipaksa pindah dari Prancis karena menerbitkan sebuah koran beraliran radikal, Vorwarts.
Harian ini disebut memiliki ikatan yang kuat dengan sebuah organisasi yang akan menjadi liga Komunis.
Setelah pergi meninggalkan Prancis, Marx kemudian bermukim di Belgia. Di sana, dia menulis The German Ideology, di mana untuk pertama kalinya Marx menggembangkan teori mengenai materialisme historis.
Sayangnya, tak ada penerbit yang tertarik dengan karya Marx. The German Ideology baru diterbitkan setelah Karl Marx wafat.
Di awal 1846, Marx mendirikan Komite Koresponden Komunis sebagai penghubung para kaum sosialis di seluruh Eropa.
Langkah Marx ditiru oleh kelompok sosialis di Inggris. Mereka mengadakan konferensi dan membentuk Liga Komunis.
Pada 1847, Komite Sentral Liga Komunis bertemu di London. Organisasi itu memohon kepada Marx dan Engels agar menuliskan manifesto Partai Komunis.
Keduanya pun menyangguhi hal itu. Marx dan Engels menulis buku Manifesto Komunis dan menerbitkannya pada 1848. Setahun kemudian, Marx diusir dari Belgia. Dia lalu berlabuh ke Prancis untuk menantikan revolusi sosialisme.
Celakanya, Marx dideportasi dari negeri itu dan memutuskan untuk kembali ke Prussia. Namun, mereka tak mau menampungnya.
Marx pun akhirnya pindah ke London, Inggris. Meski Inggris tak memberinya warga kenegaraan, dia tetap Tinggal di London sampai akhir hayatnya.
Selama di London, Marx hidup dengan tertatih-tatih. Namun, kondisinya itu justru membuat Marx semakin fokus terhadap kapitalisme dan teori ekonomi. Pada 1867, Marx menerbitkan volume pertama bukunya yang paling terkenal yakni Das Kapital.
Selama sisa hidupnya, Marx memanfaatkannya untuk menulis dan merivisi manuskrip-manuskripnya.
Untuk volume Das Kapital yang tak pernah dia selesaikan, dikumpulkan dan diterbitkan oleh Engels.
Marx meninggal dunia di London pada 14 Maret 1883 akibat penyakit radang selaput otak. Di nisan makamnya itu terdapat kalimat yang dinukil dari buku Manifesto Komunis, yakni “Kaum Buruh Sedunia Bersatulah”.