Sosok seorang ibu bagi keluarga memang mengharukan. Namun, usaha seorang ayah juga tak kalah menakjubkan. Meski tak sepopuler Hari Ibu, Hari Ayah patut diperingati oleh masyarakat sebagai momen untuk mengingat kembali bagaimana perjuangan sosok ayah bagi keluarganya.
Tak hanya di Indonesia, beberapa negara di dunia juga memperingati Hari Ayah, mulai dari Amerika, Pakistan, Jerman, dan masih banyak lagi negara lain. Masing-masing negara memiliki tanggal dan bulan sendiri bagi Hari Ayah. Indonesia sendiri memperingati hari tersebut setiap 12 November.
Sejarah Hari Ayah di Indonesia
Pencanangan Hari Ayah di Indonesia sebenarnya belum lama, dimulai pada tahun 2014. Pertama kali dicanangkan oleh paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).
Namun tahukah Anda bahwa Hari Ayah justru lahir dari peringatan Hari Ibu? Tahun 2014, PPIP mengadakan acara untuk memperingati Hari Ibu di Solo, Jawa Tengah. Salah satu kegiatan yang diadakan yakni Sayembara Menulis Surat untuk Ibu.
Seperti keterangan yang tertera dalam situs resmi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, sayembara PPIP berhasil mengumpulkan 70 pucuk surat. Ke-70 surat tersebut telah melalui kurasi untuk dibukukan dan dibacakan oleh peserta. Para peserta sendiri berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar (SD, SMP, SMA, Mahasiswa) dan umum.
Setelah acara selesai digelar, di hari yang sama, beberapa peserta lomba mengajukan pertanyaan kepada pantia. Pertanyaan yang diajukan sebenarnya sederhana, namun membuat panitia acara sedikit terkejut.
”Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi.”
Pertanyaan yang diajukan para peserta lomba tentu membuat panitia memperhitungkan ide tersebut. Sosok seorang ayah yang tak kalah penting bagi keluarga jadi alasan panitia untuk mempertimbangkan peringatan Hari Ayah. Mereka mulai mencari informasi tentang kapan Hari Ayah diperingati, terutama di Indonesia.
Pencetusan Hari Ayah yang sedang diusahakan PPIP tidak lahir secara instan. Keraguan sempat dialami PPIP. Mereka tak begitu yakin jika seseorang atau lembaga boleh menetapkan Hari Ayah di Indonesia, karena toh memang belum ada di Indonesia.
Setelah kajian panjang dilakukan dan jawaban positif didapatkan, PPIP menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia. Acara digelar di Surakarta pada tanggal 12 November 2006. Deklarasi Hari Ayah untuk yang pertama digabungkan dengan hari kesehatan dan kebetulan memiliki semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”.
Bersamaan dengan itu, di hari yang sama, deklarasi Hari Ayah dilakukan di Maumere, Nusa Tenggara Timur. Dalam acara tersebut dilaunching pula buku Kenangan untuk Ayah, sebuah buku yang menghimpun 100 surat anak Nusantara yang telah diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.
Setelah deklarasi selesai digelar, panitia mengirimkan buku Kenangan untuk Ayah beserta piagam deklarasi Hari Ayah kepada beberapa pejabat. Mulai dari bupati Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote, dan tentu saja Presiden RI yang saat itu menjabat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sejak saat itu, 12 November diperingati sebagai hari Ayah Nasional.
Ada berbagai macam tujuan dan alasan mengapa Hari Ayah harus diadakan, terutama di Indonesia. Salah satu alasan diadakannya Hari Ayah adalah sebagai bentuk penghargaan bagi ayah dan sosok ayah yang dimiliki setiap keluarga.
Hari Ayah juga mengajak kita semua agar menghargai jerih payah seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga yang berkewajiban mencukupi kebutuhan anggota keluarganya. Jadi, selamat Hari Ayah!