Djawanews.com – Dikenal sebagai pemimpin yang otoriter bahkan diktator, ternyata Saddam Husein menyukai dan menekuni dunia kesusastraan. Buktinya beberapa karyanya sudah diterbitkan dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Karya pertama Saddam adalah Zabiba and the King yang merupakan novel romantis setebal 160 halaman.
Novel tersebut menceritakan penguasa Irak di abad pertengahan yang kemudian menjalin cinta dengan gadis petani cantik yang bernama Zabibah.
Banyak pihak yang menginterpretasi novel Saddam tersebut sebagai simbol invasi militer Amerika Serikat ke Irak. Bahkan CIA menanggapi novel tersebut jika bukan Saddam yang menulisnya.
Zabiba and the King yang terbit pada tahun 2000 tersebut menjadi best seller di Irak dengan penjualan hingga jutaan kopi. Menariknya, semua hasil royalti penjualan buku diberikan pada warga miskin Irak.
Novel “Tarian Setan” Saddam Husein
Kemudian salah satu novel Saddam Husein yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah ”Tarian Setan” yang memiliki judul asli Akhreej minha Ya Mal’un.
Novel tersebut adalah novel terakhir Saddam sebelum nasibnya berakhir di tiang gantungan.
Menariknya naskah novel Tarian Setan tersebut sebelumnya sempat dilarikan oleh anaknya ke Yordania, tepat dua hari sebelum kejatuhan pemerintahan Saddam Husein.
Tarian Setan adalah novel dengan latar kehidupan di Arab pada abad pertengahan yang menceritakan beberapa suku-suku di sana. Tokoh Hasqil merupakan sosok antagonis dalam novel dengan memegang teguh ajaran agama Islam.
Novel menceritakan perjalanan tokoh Hasqil menjadi pegadang dan pemimpin suku, hingga akhirnya kekuasaannya ditumbangkan.
Banyak yang menilai jika perjalanan tokoh Hasqil menggambarkan pemerintahan Irak dan invasi Asing. Di laur hal tersebut, Saddam Husein memberikan pesan jika perlawanan dapat dilakukan melalui sebuah tulisan ketika ketidakadilan dialami seseorang.