Djawanews.com – Meskipun banyak dari puisi Chairul Anwar yang dikenal gahar, memberontak, dan heroik, namun terdapat beberapa puisi cinta Chairil Anwar yang menarik untuk dibahas.
Kaum patah hati atau yang bahasa trennya “Sobat Ambyar” tentu senang mengekspresikan perasaannya melalui tulisan-tulisan di media sosial. Semoga beberapa potongan puisi pilihan berikut ini dapat menjadi renungan dan sumber referensi Anda.
Pilihan Puisi Cinta Chairil Anwar versi Djawanews
1. Tak Sepadan
Puisi pertama berjudul Tak Sepadan yang ditulis Chairil tahun 1943. Puisi tersebut mengungkapkan betapa Aku puisi adalah sosok yang kesepian yang harus menanggung duka nestapa sakitnya penderitaan cinta, berikut sajak lengkapnya.
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros.
Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.
Februari 1943
2. Derai-Derai Cemara
Melalui puisi Derai-Derai Cemara, pembaca akan diajak untuk berkontemplasi tentang cinta, kesepian, kehidupan, hingga ajal. Puisi tersebut seringkali dijadikan musikalisasi oleh beberapa grub musik, salah satunya adalah Banda Neira.
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada satu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
3. Sia-Sia
Puisi kedua Sia-Sia yang juga ditulis pada tahun 1943. Baris yang paling ikonik dari puisi tersebut adalah yang berbunyi “Mampus kau dikoyak koyak sepi”. Bagaimana Sobat Ambyar, seberapa lama kalian dikoyak sepi??
Penghabisan kali itu kau datang
Membawa karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
Darah dan suci.
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu.
Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti.
Sehari itu kita bersama.
Tak hampir menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak koyak sepi.
Februari 1943
4. Taman
Bagi Sobat Ambyar yang ingin mengingat masa-masa manis bersama pasangan puisi yang berjudul Taman berikut ini sangat cocok untuk nostalgia sejenak.
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Maret 1943
5. Penerimaan
Puisi Penerimaan berikut ini sangat cocok bagi Sobat Ambyar yang sedang cemburu buta, namun tetap tegar dalam menghadapi kenyataan pahit tersebut, berikut sajaknya.
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943
6. Senja di Pelabuhan Kecil
Dilihat dari judulnya saja Senja di Pelabuhan Kecil menggambarkan saat-saat yang sendu bagi para kaum pecinta. Namun bagaimana jika di pelabuhan adalah kenangan atas suatu perpisahan?
: buat Sri Ajari
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
1946 Keenam puisi cinta Chairil Anwar di atas, semoga dapat menjadi pemicu semangat Anda, baik yang patah hati atau sedang baik-baik saja. Menghasilkan sajak fenomenal yang masih menggetarkan, tidak salah jika Chairil Anwar akan abadi bersama kita.