Pipa sedotan jadi penemuan yang hingga kini masih dipakai oleh manusia. Penyempurnaan terus dilakukan baik dari bentuk dan materialnya. Namun, tahukah Anda bahwa Marvin Stone, seorang berkewarganegaraan Amerika Serikat, adalah orang yang berhasil memperbaharui material sedotan? Setelah penemuannya berhasil, Marvin segera memperkenalkan sedotan pada dunia.
Pada dasarnya, sedotan telah ada sekitar 3000 sebelum masehi (SM). Seperti yang dilansir dari National Geographic, Bangsa Sumeria saat itu membuat sedotan dari logam mulia. Bentuknya hampir sama, berbentuk tabung kecil dan panjang. Selain Bangsa Sumeria, di Argentina juga ditemukan sedotan yang terbuat dari kayu dengan desain yang sederhana.
Transformasi Sedotan di Amerika Serikat
Marvin Chester Stone adalah pemilik pabrik kertas di Washington, D.C. Penemuan sedotan diawali saat ia menggulung pensil dengan kertas lalu melapisi gulungan kertas tersebut dengan lem dan lilin.
Setelah tau penemuannya berhasil, Marvin segera mematenkan penemuan barunya pada 3 Januari 1888. Setelah paten, pada 1890 pabriknya segera mencetak sedotan dalam jumlah besar.
Dalam perjalanannya, sedotan mulai bertransformasi dalam berbagai bentuk. Jika Marvin membuat sedotan dari kertas dan hanya berbentuk lurus, di tahun-tahun setelahnya mulai muncul sedotan baru yang dipatenkan oleh Friedman.
Friedman membuat inovasi sedotan tekuk yang terbuat dari kertas. Penemuan ini dinilai banyak membantu masyarakat untuk menyesap minuman mereka. Bahkan, orang-orang tak perlu repot mengangkat gelas mereka saat minum. Sedotan tekuk pertama dipatenkan pada 1937 dan banyak beredar hingga tahun 1960-an.
Sedotan Plastik dan Kontroversialnya
Kemunculan plastik di Eropa sebenarnya tidak muncul begitu saja. Pada pertengahan abad ke-20, bahan baku yang banyak dipakai oleh perusahaan tradisional dibutuhkan untuk keperluan perang, baik logam dan kertas.
Kebutuhan itu memaksa pabrik-pabrik mencari bahan baku lain agar produksi mereka tetap berjalan. Pabrik sedotan mencari jalan keluar dengan mengganti bahan baku kertas menjadi plastik. Bahkan, beberapa barang konsumen lain juga menggunakan plastik.
Dalam perjalanannya, plastik ternyata memiliki banyak keunggulan. Selain lebih tahan lama, produksi barang-barang rumah tangga menggunakan plastik juga lebih murah daripada menggunakan kertas.
Meski sedotan plastik mulai diproduksi, Maryland Cup Corporation jadi perusahaan paling besar yang memroduksi sedotan plastik. Pada tahun 1969, perusahaan itu memulai debutnya dengan memproduksi berbagai macam barang plastik dan menjadi perusahaan plastik terbesar di Baltimore, Amerika Serikat.
Sejak pabrik-pabrik membawa plastik ke pasaran, masyarakat jadi kecanduan plastik sebagai salah satu item dalam rumah tangga, tidak terkecuali sedotan plastik.
Setengah abad kemudian, sedotan plastik benar-benar menjadi masalah serius. Jumlah sedotan plastik yang diproduksi jadi satu hal yang perlu diperhatikan. Bahan plastik yang sulit untuk diurai jadi alasan mengapa plastik menyebabkan tekanan besar pada ekosistem.
Dilansir dari guide.michelin.com, Komisi Pesisir California menunjukkan bahwa sedotan plastik adalah jenis sampah yang paling banyak dijumpai dalam urutan keenam. Pada tahun 1988 dan 2016, sampah sedotan banyak ditemukan di berbagai tempat, bahkan di laut dan di pantai.
Permasalahan ini kemudian menggerakkan beberapa perusahaan, terutama yang bergerak di ritel makanan dan minuman, untuk berhenti menyediakan sedotan plastik. McDonald misalnya, yang melarang penggunaan sedotan plastik di cabang mereka yang ada di Inggris dan Irlandia. Disusul dengan Bon Appétit Management dan Alaska Airlines. Penghentian penggunaan sedotan plastik sebenarnya masih menuai polemik. Penghentian sedotan plastik justru dianggap mempersulit para konsumen yang menyandang disabilitas. Selain itu, masyarakat yang memiliki masalah tertentu pada kondisi gigi juga merasa penghentian penggunaan sedotan jadi kendala tersendiri bagi mereka.