Djawanews.com - Pada 26 Juni 1946, setelah Sjahrir menjadi Perdana Menteri Indonesia, ia diculik oleh oposisi Persatuan Perjuangan yang tidak puas atas diplomasi yang dilakukan Kabinet Sjahrir II. Peristiwa ini terjadi di Surakarta. Diplomasi Sutan Sjahrir dianggap sangat merugikan perjuangan bangsa Indonesia pada saat itu. Kelompok ini ingin mendapat pengakuan kedaulatan penuh yang dicetuskan oleh Tan Malaka.
Sedangkan Kabinet Sjahrir II hanya menuntut pengakuan atas Jawa dan Madura. Perdana Menteri Sjahrir ditahan di suatu rumah peristirahatan di Paras. Ia diculik oleh kelompok Persatuan Perjuangan yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soedarsono dan 14 pimpinan sipil. Salah satu di antara mereka adalah Tan Malaka. Presiden Soekarno yang mendengar kabar penculikan ini merasa sangat marah. Ia memerintahkan Polisi Surakarta untuk menangkap para pimpinan tersebut.