No Bra Day diperingati tepat pada tengah bulan Oktober, di mana sepanjang bulan tersebut merupakan momen perhatian dan keprihatian atas kanker payudara. Lantas apa yang menjadi pelopor No Bra Day?
Hari Tanpa Bra sudah dimulai sejak tahun 2011, memanfaatkan media sosial No Bra Day menyebar dan dirayakan seluruh dunia Jadi, sudah dapat dipastikan jika tagar #nobraday trending setiap tanggal 13 Oktober.
No Bra Day, Siapa Pelopornya?
Berdasarkan data liputan6, No Bra Day pada mulanya didukung dari gerakan BRA Day yang bermula di Toronto, Kanada, dan diinisiasi oleh dokter bedah plastik bernama Dr. Mitchell Brown.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 19 Oktober 2011 tersebut, adalah sosialisasi dari Breast Reconstruction Awareness (BRA) atau kesadaran untuk melakukan rekonstruksi payudara bagi para penyintas kanker payudara.
Gerakan sosialisasii Breast Reconstruction Awareness, kemudian memunculkan istilah BRA Day yang memiliki tujuan mengedukasi wanita tentang pilihan untuk melakukan rekonstruksi payudara setelah menjalani mastektomi atau operasi pengangkatan payudara).
Pada tahun 2014, BRA Day telah dirayakan 30 negara di seluruh dunia. Banyak kegiatan pada acara BRA Day. Pada kegiatan awal tersebut sosialisasi dilakukan terhadap para penyintas kanker payudara.
Sosialisasi yang diadakan di beberapa negara bertujuan memberikan pilihan terhadap wanita penyitas kanker payudara untuk melakukan rekonstruksi payudara, dan juga berbagi cerita inspiratif dalam upaya melawan kanker payudara. Pada BRA Day orang-orang yang mengidap dan peduli terhadap kanker payudara dapat mengikuti berbagai kegiatan dan seminar yang diadakan. Selain itu juga terdapat para dokter dan ahli bedah plastik.
Namun beberapa bulan sebelum BRA Day, Anastasia Doughnuts melalui akun sosial medianya telah memopulerkan hastag #nobraday pada 9 Juli 2011. Fimela mencatat pada tahun 2012, terdapat sekitar 400.000 orang berpartisipasi dalam peringatan No Bra Day di media sosial. Kemudian pada tahun 2017, lebih dari 82.000 perempuan mengunggah foto mereka di media sosial dengan tagar #nobraday.
Tren kemudian bekembang, ketika kaum perempuan lebih percaya diri berpergian tanpa mengenakan bra, dan para pria didesak untuk mengenakan atribut berwarna ungu saat peringatan No Bra Day.
Peringatan No Bra Day bukanlah sekadar euforia semata, namun bertujuan lebih dari itu, yaitu untuk meningkatkan kesadaran agar setiap wanita dapat menjaga organ tubuhnya.
Tidak hanya berani melepas bra mereka, No Bra Day juga sebagai momen agar setiap wanita berani untuk melakukan pemeriksaan terhadap organ mereka, wanita harus memiliki pengetahuan kanker payudara!