Djawanews.com – Santa Claus atau Sinterklas tidak dapat dipisahkan dari perayaan Natal. Pria tua dengan tawa khas (sebagaimana dinarasikan dalam film-film animasi dan fantasi) tersebut adalah salah satu sosok penting dalam perayaan Natal.
Herbert W. Armstrong dalam bukunya yang berjudul The Plain Truth about Christmas membahas kemunculan Sinterklas dalam satu pembahasan penuh.
Armstrong menuliskan jika sosok Santa Claus bukan berasal dari ajaran Pagan atau Kristen, namun merupakan ciptaan dari seorang pastur Santo Nicolas.
Sinterklas, Representasi dari Santo Nicolas
Santo Nicolas adalah seorang pastur yang hidup pada abad ke empat Masehi yang berasal dari Myra (sekarang wilayah Turki) dan diagungkan oleh masyarakat Yunani dan Latin lantaran suka memberikan hadiah kepada anak-anak miskin.
Atas kebiasaan Santo Nicolas dalam memberikan hadian secara sembunyi-sembunyi tersebut kemudian memunculkan legenda Sinterklas yang merupakan representasi dari Sang Santo.
Berdasarkan kepercayaan, setiap tanggal 6 Desember tiap tahunnya, Santo Nicolas sellau mengadakan pesta dan menyiapkan banyak hadiah untuk anak-anak.
Selain anak-anak, orang miskin dan kesusahan tidak luput dari perhatian Sang Santo. Atas semua kebaikannya, Santo Nicolas kemudian dianggap sebagai orang suci pada masanya.