Sudah lebih 100 tahun Kutub Selatan ditemukan dan dijelajahi, namun hingga saat ini para peneliti setelah Roald Amundsen belum dapat melakukan eksplorasi sepenuhnya.
Daratan yang diselimuti es dan suhu esktrim yang dapat berubah-ubah adalah alasan kesulitan penelitian yang dilakukan di Kutub Selatan. Meskipun demikian, Kutub Selatan hingga saat ini masih menyimpan segudang misteri.
Objek Misterius di Bawah Lapisan Es Kutub
Beberapa tahun lalu, peneliti di seluruh dunia dihebohkan dengan temuan baru di Kutub Selatan. Hal tersebut diketahui setelah ditemukan sebuah obyek sangat besar yang tersembunyi di bawah lapisan es Kutub Selatan.
”Wilkes Land” adalah daerah yang masih menjadi misteri, yang merupakan wilayah di Kutub Selatan dengan luas 243 kilometer persegi dan kedalaman 823 meter. Para peneliti menyatakan jika daerah tersebut adalah sisa dari benturan asteroid yang memiliki ukuran dua kali lipat dari Asteoid Chicxulub yang memusnahkan dinosaurus.
Wilkes Land yang pertama kali ditemukan oleh satelit NASA pada tahun 2006 tersebut, seakan memperkuat teori konspirasi yang sebelumnya berkembang yang menyatakan jika pernah ada kehidupan kuno di Kutub Selatan.
Ambisius Hitler, dan Konspirasi Alien
Bagi para penyuka teori konspirasi di seluruh dunia, ketika mendengar Kutub Selatan, fokus mereka akan tertuju pada berbagai teori, salah satunya adalah Nazi dan hubungannya dengan alien.
SecureTeam10 yang dikenal sebagai kelompok pencari UFO menyatakan jika selama Perang Dunia II Nazi telah membangun sebuah markas rahasia di Antartika untuk pendaratan UFO.

Area yang diduga oleh Secure Team10 sebagai pendaratan alien (thesun)
Wilkes Land adalah lokasi yang dimaksud SecureTeam10, mereka beranggapan jika lokasi tersebut adalah pintu masuk menuju dunia yang tersembunyi. Menariknya melalui “German Fat Plan”, Hitler tercatat memang merencanakan sebuh ekspedisi hingga Kutub Selatan.
German Fat Plan pada mulanya adalah ekspedisi mencari bahan baku margarin—sebagaimana diketahui rakyat Jerman tidak bisa lepas dari bahan satu ini. Lemak ikan paus adalah misi Jerman sebagai bahan pembuat margarin waktu itu.
Hitler Mencari Bahan Margarin Hingga Antartika
Jerman kemudian memulai membuat kapal penangkap ikan yang merangkap pabrik pengolahan. Kapal-kapal penangkapan ikan yang dilarang beredar di wilayah Atlantik dan Pasifik Utara, membuat Jerman mendirikan markas di Antartika.
Ekspedisi dipimpin oleh Kapten Alfred Ritscher Hermann Göring pada musim panas 1938. beberapa hal yang dilakukan Jerman di Antartika adalah melakukan pemotretan area, penelitian ilmiah dan kartografi, hingga melakukan klaim wilayah atas milik Nazi.

Ekspedisi Nazi di Antartika (nationalgeographic)
Beberapa catatan ilmiah pengindraan di Kutub Selatan sayangnya hilang selama Perang Dunia II. Hal tersebut yang kemudian mendorong kaum pecinta konspirasi untuk menciptakan teori-teori bombastis.