Djawanews.com – “Kita lakukan yang kita bisa,” sepenggal kalimat sederhana yang diucapkan karakter Hamm, dalam lakon Endgame karya Samuel Beckett ini boleh dibilang merupakan penegasan atas drama tersebut.
Salah satu naskah paling populer selain Waiting for Godot buah tangan sutradara kelahiran 13 April 1906 ini agaknya akan selalu relevan dengan peradaban manusia dari zaman ke zaman.
Secara keseluruhan, lakon satu babak dengan 4 tokoh inimengisahkan kekalahan demi kekalahan yang terus berulang di setiap fase peradaban. Kekalahan tersebut selalu menjadi momok bagi masyarakat yang paling terpinggirkan; korban dari absurditas drama sosial yang dibentuk para pemenang, dalam hal ini penguasa.
Samuel Becket pertama kali mementaskan Endgame pada tahun 1957, dan seperti kebanyakan karyanya, ia menulisnya dalam dua bahasa: Prancis dan Inggris.
Samuel Beckett, salah satu penulis abad 20 paling berpengaruh
Salah satu karya terbaik penulis kelahiran Irlandia yang menghabiskan separuh hidupnya di Prancis ini turut membawa nama Samuel Beckett sebagai salah satu penulis abad 20 paling berpengaruh.
Bersama Ionesco, Arthur Adamov dan Jean Genet, nama Samuel Beckett diabadikan kritikus Martin Esslin sebagai penulis kunci yang turut membidani “Theatre of the Absurd,” sebuah aliran dalam pementasan drama yang mengeksplor absurditas, eksistensi dan irasionalitas manusia menggunakan dialog repetitif dan plot yang cenderung tidak realistis dan membingungkan. Hari ini kita merayakan kelahirannya.