Djawanews.com – Hari Media Sosial diperingati masyarakat Indonesia pada tanggal 10 Juni setiap tahunnya.
Peringatan ini dicetuskan oleh pengusaha Frontier Consulting Group, Handi Irawan D pada 2015 silam.
Seiring perkembangan teknologi informasi, media sosial (Medsos) telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dampak Ketukan Jari di Media Sosial
Menurut kamus Cambridge, media sosial didefinisikan sebagai situs web dan program computer yang memudahkan orang berkomunikasi dan berbagi informasi di internet.
Saati ini, ada banyak platform media sosial yang bisa di pilih dan terus menerus berkembang, seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya.
Beragam platform media sosial tersebut telah membantu manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, sebagai sarana membangun isu politik, hiburan, hingga sarana mendapatkan uang.
Sebagai contohnya, masih terekam di memori kita, bagaimana kakak beradik bernama Nadya dan Nabila berhasil bertemu kembali melalui Instagram setelah 16 tahun berpisah.
Nadya dan Nabila adalah saudara kembar yang terpisah sejak masih bayi. Keduanya sama-sama tidak tahu kalau mereka diadopsi sejak usia 4 hari. Hubungan persaudaran mereka terungkap setelah netizen mencurigai kemiripan mereka.
Adik-kakak ini dipertemukan kembali berkat Instagram selepas tak berjumpa sejak lahir.
Selain itu, ketukan jari di media sosial juga bisa membantu pembentukan diskusi pada isu politik tertentu.
Misalnya, soal isu RUU KUHP yang awalnya tentram-tentram saja, menjadi terangkat setelah mahasiswa menyuarakan penolakan di platform Twitter dengan tagar #MahasiswaBergerak.
Tagar#MahasiswaBergerak bahkan mampu menyulut gelombang aksi mahasiwa di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Jogja, Surabaya dan berbagai daerah lain.

Ketukan jari di media sosial berhasil memicu aksi massa di sejumlah daerah di Indonesia. (Kompas)
Akan tetapi, media sosial ternyata juga memiliki sisi gelap. Media sosial kerap dijadkan tempat untuk menyebar hoaks atau kabar bohong, menaruh ujaran kebencian, penipuan dan banyak lagi.
Seperti yang dilakukan oleh Siti Sundari yang mengunggah meme untuk menyerang Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Dalam meme tersebut, siti mengimbau barisan pribumi untuk merapatkan barisan dan menyebut Hadi yang telah diangkat sebagai panglima TNI beristri (perempuan Tionghoa bernama) Lim Siok Lan. Padahal menurut pernyataan Hadi, istrinya sama sekali tidak memiliki ketururan Tionghoa.
Akibat unggahannya, Siti ditangkap oleh Tim Cyber Bareskrim Polri karena dianggap sebagai pengunggah meme SARA bernada kebencian terhadap Panglima TNI.
Bisa dibilang, kehadiran media sosial telah merubah cara manusia berinteraksi dengan dunia digital. Alih-alih pasif menerima informasi, di dekade 2010-an, masyarakat aktif memanfaatkan media sosial secara aktif, dan menerjemahkan informasi yang mereka terima dalam beragam bentuk.
Selain itu, media sosial juga ibarat pisau yang bisa bermanfaat untuk kebutuhan manusia sebagai alat pemotong, tetapi juga bisa digunakan untuk melukai orang lain, atau bahkan diri sendiri.