Djawanews.com – Tahukan Anda jika sejarah BPUPKI diawali oleh pemerintah Jepang yang melalui komando AD Ke-16 dan Ke-25 menyetujui upaya kemerdekaan Indonesia?
Untuk menjelaskan beberapa hal mendasar mengenaik BPUPKI, melalui Kudapan Pagi kali ini, DJawanews mengajak melihat kembali sejarah ke belakang, terkait BPUPKI dan usahanya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah Pembentukan BPUPKI
Panglima Tentara Jepang Kumakichi Harada pada 1 Maret 1945 secara resmi mengumumkan pendirian BPUPKI, kemudian pada 29 April 1945 BPUPKI secara resmi dinyatakan berdiri.
Sejarah lahirnya BPUPKI diawali Jepang diambang kelalahan pada Perang Dunia II Jepang. Kemudian pada 7 September 1944 Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso berjanji jika Indonesia akan merdeka di kemudian hari.
Namun janji yang dikeluarkan Koiso bersyarat, yaitu jika Jepang memperoleh kemenangan di perang Asia Timur Raya. Harapan Jepang adalah ketika sewaktu-waktu pasukan Sekutu memasuki Indonesia akan diusir oleh rakyat.
Berawal dari hal di atas, maka Jepang mendirikan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Tugas dan Tujuan Dibentuknya BPUPKI
Tujuan awal dari dibentuknya BPUPKI adalah untuk menyelidiki, mempelajari dan mempersiapakan kemerdekaan Indonesia. Secara lebih spesifik BPUPKI bertugas menyiapkan kelengkapan pembentukan suatu negara baru.
Kemudian terdapat beberapa tugas BPUPKI yang lebih spesifik di antaranya 1) Membahas dan menyusun Dasar Negara Indonesia; 2) Membentuk reses selama satu bulan; 3) Membentuk panitia kecil yang bertugas untuk menampung saran-saran dan konsepsi dasar negara dari para anggota; 4) Membantu Panita Sembilan bersama panita kecil.
Keanggotaaan BPUPKI
BPUPKI memiliki anggota sebanyak 69 orang, dengan 62 merupakan tokoh dari pergerakan nasional, dan sisanya merupakan perwakilan dari pemerintahan Jepang.
Tujuh anggota dari perwakilan Jepang, meskipun tercatat nemun mereka hanya bersifat pasif, yaitu hanya menjadi pengamat dan tidak memiliki hak suara.
BPUPKI pada masa itu diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dan memiliki dua wakil yaitu Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso.
Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang tokoh pergerakan nasional, yang sebelum menjadi ketua BPUPKI beliau merupakan pendiri Boedi Utomo dan pernah menjadi ketua pada tahun 1914-1915.
Hasil Sidang BPUPKI
Gedung Chuo Sangi In yang kini bernama Gedung Pancasila adalah saksi sejarah dari acara seremonial pembukaan sidang BPUPKI di Jakarta untuk pertama kalinya.
Sidang yang diadakan di Jalan Pejambon 6, Jakarta tersebut diadakan selama empat hari dari tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Selama empat hari diadakan berbagai pembahasan penting terkati dasar negara Indonesia hingga falsafah bangsa.
Radjiman Wedyodiningrat selalu ketua BPUPKI mengeluarkan sebuah pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?”
Pertanyaan Rajiman tersebut kemudian disambut oleh Bung Karno dengan jawaban Pancasila. Kemudian Rajiman menulis uraian Bung Karno mengenai Pancasila. Sidang kemudian berlanjut pada 31 Mei dan 1 Juni 1945.
Pada 31 Mei 1945 gagasan tentang rumusan dasar negara diutarakan oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo yang disebut sebagai “Dasar Negara Indonesia Merdeka”. Adapun rumusannya yaitu: 1) Persatuan; 2) Kekeluargaan; 3) Keseimbangan lahir batin; 4) Musyawarah; dan 5) Keadilan Sosial”.
Kemudian pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato dan mengutarakan lima dasar negara Republik Indonesia, yang dinamakan sebagai “Pancasila”.
Bunyi Pancasila ketika dirumuskan awal berbeda dengan pancasila yang dikenal sekarang, adapun rumusannya yaitu: 1) Kebangsaan Indonesia; 2) Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3) Mufakat atau Demokrasi; 4) Kesejahteraan Sosial; dan 5) Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Meskipun hanya sering ditanyakan melalui soal-soal pelajaran Sejarah di bangku pendidikan, namuPidato Bung Karno dan sejarah BPUPKI memainkan peran sangat penting bagi awal pembentukan negara Republik Indonesia. Nantikan ulasan menarik lainnya, hanya di Kudapan Pagi ya…