Associazione Calcio Milan atau lebih dikenal dengan AC Milan merupakan salah satu klub yang memiliki penggemar terbanyak di dunia. Seperti namanya, klub yang dijuluki dengan sebutan Rossoneri ini berbasis di Milan.
Sebutan Rossoneri sendiri berasal dari warna seragam dan logo yang mereka gunakan. Dari awal AC Milan memang sering bermain dengan mengenakan seragam bergaris merah hitam dan celana hitam atau sesekali putih.
Kesuksesan AC Milan dalam sejarah sepak bola Italia tak terbantahkan lagi. Klub yang dibentuk pada tahun 1899 ini bahkan mampu menjuarai Serie A sebanyak 18 kali dan Piala Italia 5 kali.
Sejarah Singkat AC Milan
Tak banyak yang mengetahui bahwa pembentukan AC Milan tidak dimaksudkan sebagai klub sepak bola saja, namun juga sebagai tim kriket. AC Milan didirikan pada 13 Desember 1899. Saat itu, nama yang dipakai adalah Milan Foot-Ball and Cricket Club.
Dalam perjalanannya, Milan Foot-Ball and Cricket Club ternyata pelan-pelan mulai berubah, para atlet kriket yang tergabung dalam klub semakin tersingkir. Sebagai gantinya, tim sepak bola mereka justru sangat mendominasi. Dari sini nama klub berganti menjadi Milan FC (1919), yang di beberapa periode setelah itu namanya kembali mengalami perubahan.
Milan Football and Cricket Club sebagai cikal bakal AC Milan didirikan oleh dua orang Inggris yang menetap di Itali, yakni Herbert Kilpin dan Alfred Edwards.
Seperti yang telah disampaikan di awal, klub ini memang selalu tampil dengan dominasi warna hitam dan merah. Kedua warna ini juga memiliki makna filosofinya sendiri. Warna merah melambangkan semangat pemain dan hitam menggambarkan ketakutan lawan saat melawan mereka.
“Kita akan menjadi tim Iblis. Warna kita akan menjadi merah seperti api dan hitam untuk membangkitkan rasa takut pada lawan kita! ” kata Herbert Kilpin yang dikutip dari acmilan.com.
Setelah Kiplin meneriakkan semangat perjuangannya kepada para pemain, Rossoneri berhasil mengalahkan Genoa di Ponte Carrega pada 5 Mei 1901. Ini sekaligus menjadi kemenangan yang membanggakan bagi Milan dengan skor kemenangan 3-0.
Meski saat ini menjadi salah satu klub tersukses di dunia sepak bola, perjalanan Milan tak mudah. Mereka beberapa kali mengalami masalah, salah satunya adalah perpecahan dalam manajemen internal Milan terkait perekrutan pemain asing.
Sekitar tahun 1906, kejuaraan pertama Liga Italia memang tidak sesempurna seperti sekarang. Peraturan belum begitu jelas, termasuk mengenai izin apakah pemain asing diperbolehkan untuk bermain di turnamen.
Tahun 1908 izin penggunaan pemain asing baru dikeluarkan. Namun, peristiwa ternyata berhasil melahirkan Inter Milan atau Internazionale. Klub ini yang kemudian menjadi musuh bebuyutan AC Milan.
Pasca dirundung masalah karena perpecahan, Milan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan gelar mereka. Hingga pada tahun 1951, di bawah kepemimpinan Lajos Czeizler Hongaria, Milan berhasil menyabet Scudetto (trofi kemenangan dalam Liga Italia).
Pasca meraih beberapa kemenangan, Milan mengubah nama mereka menjadi Milan Associazione Calcio, atau Milan AC. Di periode ini mereka merekrut beberapa pemain berbakat seperti Juan Alberto Schiaffino (Uruguay) dan José Altafini (Brazil). Milan juga merekrut pelatih yang dikenal dengan kharismanya, Nereo Rocco.
Perubahan tersebut ternyata mampu membawa kemenangan gemilang bagi Milan pada tahun 1963. Di tahun tersebut, AC Milan berhasil menjadi tim Italia pertama yang memenangkan Piala Champions Eropa atau yang sekarang dikenal dengan Liga Champions.
Kemenangan Milan di Liga Champions belum berhenti. Mereka berhasil meraih piala kedua pada tahun 1969. Sesudahnya, 1970, Milan kembali dirundung kesulitan.
Ada beberapa masalah yang harus dihadapi Milan saat itu, yakni masalah finansial dan beberapa skandal yang berkaitan dengan judi olah raga. 1970-an memang bukan tahun yang baik untuk Milan AC.
Nasib AC Milan di ujung kebangkrutan jika Silvio Berlusconi, pengusaha kaya, tidak membeli klub ini. Pengusaha yang beberapa tahun setelahnya terjun ke politik itu berinvestasi di AC Milan dengan menunjuk Arrigo Sacchi sebagai pelatihnya.
Arrigo Sacchi ternyata mampu membawa Milan pada kesuksesan besar. Mereka berhasil memenangkan Piala Champions dua musim beruntun usai membekuk dua klub, yakni Steaua Bucuresti dan Benfica.
Di tahun 1991, Sacchi memutuskan untuk meninggalkan Milan. Sebagai gantinya, Fabio Capello menjabat sebagai pelatih. Di bawah kepelatihannya, Rossoneri berhasil merebut Serie A tiga musim konsekutif antara 1992 dan 1994. Namun, kemenangan AC Milan yang paling gemilang adalah kemenangannya atas Barcelona di final Liga Champions 1994. AC Milan berhasil menekuk Barcelona dengan skor kemenangan 4-0.