Djawanews.com – Pada hari ini, Jumat 11 Desember 2020 merupakan peringatan 16 tahun kematian Harry Roesli.
Semasa hidup, Harry dikenal sebagai musisi yang komplit. Dia juga mampu memadukan berbagai instrumen musik secara bersamaan namun tetap berirama.
Pada 1971, Harry membentuk Gang of Harry Roesli yang beranggotakan Indra Rivai, Hari Pochang, Albert Warnein, Janto Soedjono, dan Dadang Latiev M. Dia kemudian merilis album ‘Philosophy Gang’ di tahun 1973.
Salah satu lagu yang masuk kedalam album Philosophy Gang adalah Peacock Dog. Di dalam lagu tersebut, Harry memainkan rock serupa Yes atau King Crimson. Akan tetapi, di tengah-tengah lagu, dia mengubah warna musiknya menjadi jazz fussion yang ritmis dan ciamik.
Beberapa karya Harry yang lainnya yakni, Sekar Jepun (1976), Jangan Menangis Indonesia (1978), Asmat Dream (1989), Malaria (1978), Angin, Fraksi Pencuri dan lain sebagainya.
Oleh pengamat musik kawakan mendiang Danny Sakrie, Malaria disebut sebagai salah satu karya terbaik Harry Roesli karena merupakan metafora potret Indonesia.
Harry Roesli meninggal pada 11 Desember 2004. Warisan Harry masih terjaga di Bandung melalui Rumah Musik Harry Roesli.