Kejayaan Led Zeppelin saat masih bersama John Bonham ternyata tak bisa terulang. Meski beberapa kali Led tercatat melakukan pentas reuni, dentuman drum yang seharusnya mewakili ruh John Bonham di band tersebut ternyata tak tergantikan. Oleh karenanya, keputusan Led Zeppelin untuk bubar saat drumernya meninggal agaknya tepat untuk dilakukan.
39 tahun tang lalu, tepatnya pada 4 Desember 1980 Led Zeppelin memutuskan untuk membubarkan diri. Bisa saja mereka mencari pengganti John untuk menggantikan posisinya, namun Led Zeppelin tak melakukannya. Pembubaran band mereka sebagai bentuk penghormatan para personil kepada John Bonham dan keluarga.
Led Zeppelin dan John Bonham
Membicarakan Led Zeppelin memang tak bisa lepas dari drummernya, John Bonham. Ia tidak hanya sekadar personil penggebuk drum, John adalah ruh Led Zeppelin. Tidak hanya berpengaruh pada keutuhan Led, penggebuk drum itu juga membawa bandnya dalam kejayaannya.
John Henry Bonham memiliki hidup yang singkat namun penuh semangat. Personil yang juga dikenal dengan nama Bonzo itu meninggal pada usianya yang ke 32 tahun di Windsor, Inggris. Ia meninggal karena kebiasaan buruknya menenggak alkohol.
Tidak hanya meninggalkan lagu-lagu Led Zeppelin, John juga berhasil mengubah persepsi masyarakat tentang rock and roll. Kemampuan John Henry Bonham dalam menggebuk drum jadi salah satu alasan mengapa Jimmy Page memintanya untuk bergabung dalam band.
Hingga pada tahun 1968, Led Zeppelin berhasil berdiri dengan Jimmy Page sebagai gitaris, Robert Plant sebagai penyanyi utama, John Paul Jones sebagai bassis, dan John Bonham sebagai drummer.
Album pertama mereka dinamai dengan Led Zeppelin I. Di album tersebut, Led berhasil memukau pendengarnya dengan gebukan drum John Bonham yang berbeda. Bahkan, warna dentuman drum Led Zeppelin menjadikan John dijuluki dengan The Beast.
Salah satu pengaruh John atas lagu-lagu Led Zeppelin adalah, band itu mampu menghadirkan warna rock and roll dengan tegas meski lirik lagu mereka cengeng. Hal itu dikarenakan kemampuan Bonzo menggebuk drum yang terdengar tegas dan teknik yang digunakan dinilai cukup sulit.
Mick Bonham dalam The Powerhouse Behind Led Zeppelin (2005) yang ditulis Tirto mengatakan, drummer Led Zeppelin itu memiliki keistimewaan tersendiri. Keistimewaannya dikatakan sederhana sekaligus kompleks, Bonham mampu meletakkan pondasi bandnya dalam meramu blues, folk, dan rock yang sangat khas dengan Led.
Oleh karenanya, Gebukan Bonzo dikatakan sebagai tulang punggung bagi proses kreatif Led Zeppelin sejak album pertama mereka. Dalam sebuah tulisan yang diunggah di loudwire.com, Jimmy Page mengatakan kepergian John Bonham benar-benar mengubah warna musik Ledd Zeppelin.
Page juga mengatakan, kematian Bonzo adalah kerugian besar yang bisa dirasakan oleh semua orang. Karena selama ia masih hidup, permainannya banyak mempengaruhi para drumer baru yang ikut memainkan ritme yang kompleks dan unik.
Drummer Black Sabbath, Bill Ward, juga mengakui kemampuan Bonzo. Ia juga menjuluki Bonzo sebagai Groove Master.
“Dia menulis Alkitab tentang drum. Untuk mempelajari dasar-dasar yang akan membawa drummer ke era drum rock atau metal saat ini, kita harus mendengarkan John Bonham. Dia adalah institusi bagi dirinya sendiri,” kata Bill Ward. Pasca kematian Bonzo, personil Led Zeppelin akhirnya menemui Peter Grant, manajer mereka di Savoy Hotel London. Dari pertemuan itu lahirlah keputusan bahwa Led tidak lagi bisa berdiri setelah kematian Bonzo. Mereka menulis pernyataan pembubaran Led yang pada intinya ucapan duka cita dan hormat mereka kepada keluarga John Bonham.