Sejarah mencatat, perang membuat kesengsaraan berkepanjangan dan krisis kemanusian yang serius. Sebagai usaha mengobati krisis perang, beberapa negara berkumpul dan merumuskan sebuah kesepakatan yang mengatur hak-hak manusia saat perang, dan perlindungan bagi warga sipil. Kemudian terbentuklah suatu kesepakatan yang disebut Konvensi Jenewa.
Tidak hanya selama masa Perang Dunia I dan II, Konvensi Jenewa berlangsung. Namun, sebelumnya sudah tiga kali Konvensi Jenewa dilaksanakan, yaitu pada tahun 1864, 1906, dan 1929.
Djawanews – Konvensi Jenewa I berlangsung pada 22 Agustus 1864, namun beberapa tahun sebelumnya seorang pengusaha dan aktivis sosial asal Swiss yang bernama Henri Dunant mendirikan Internasional Red Cross (IRC).
ICR sendiri adalah cikal bakal Palang Merah Dunia mulai diinisiasi oleh Dunant pada tanggal 22 Agustus 1859. Sedangkan, beberapa pokok yang dibahas dalam Konvensi Jenewa I terinspirasi dari beberapa prinsip Henri Dunant.
Inisiasi Dunant sendiri atas pengalamannya menyaksikan pertempuran Solferino (Italia Utara) pada 24 Juni 1859. Pengalaman pahit terhadap para korban perang ditulis Dunant melalui bukunya Un Souvenir de Solferino atau A Memori of Solferino.
Dalam bukunya, Dunant menuliskan gagasan penting di antaranya membuat organisasi sukarelawan dan perjanjian internasional yang secara khusus membahas para korban perang dan melindunginya.
Selanjutnya pada tahun 1863, terbentuklan International Committee of the Red Cross (ICRC) atau Palang Merah Dunia yang berbasis di Jenewa, Swiss dan bertujuan melindungi para korban perang tanpa memihak salah satu pihak yang berkonflik.
Berdirinya ICRC, membuat satu tahun kemudian atau pada 1864 beberapa negara berunding untuk memikirkan hak-hak dari para korban perang (sesuai dengan gagasan Dunant dalam bukunya.
Konvensi Jenewa I sendiri diikuti ileh dua belas negara yang peduli pada korban kemanusian perang. Beberapa rumusan yang ditetapkan pada konvensi tersebut diantaranya terkait dengna korban terluka, tawanan perang, warga sipil, para petugas medis, dan keagamaan.