Djawanews.com – Bahkan Hingga Akhir Hayatnya, Mur Jangkung memiliki cerita kematian yang berbeda-beda. Ada dua cerita mengenai kematian Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen atau Mur Jangkung.
Pertama adalah Mur Jangkung meninggal setelah dirinya menderita penyakit kolera. Kedua, Mur Jangkung meninggal dalam invasi Sultan Agung dari Kerajaan Mataram. Kedua cerita tersebut jika dihubungkan sebenarnya masih memiliki kesamaan.
Pada masa pemerintahan Sultan Agung di Mataram, VOC di Batavia mengalami perlawanan sengit. Barulah ketika Mur Jangkung menjabat Gubernur Jenderal Sultan Agung kembali menggempur Batavia.
Pada serangan kedua, Mur Jangkung tiba-tiba meninggal yaitu pada pada 21 September 1629 lantaran sakit perut. Sejarawan Mona Lohanda (dilansir dari Tirto) menyatakan jika Mur Jangkung meninggal setelah tiga hari penggempuran pasukan Mataram.
Pada tahun-tahun itu memang kolera sedang mewabah dan dugaan kuat dibawah oleh pasukan Mataram yang kemudian menyebar melalui air di Batavia.
Setelah meninggal, kepala Mur Jangkung dibawa ke Mataran dan dikuburkan di tangga pada Makam Raja Imogiri. Hal tersebut memberikan kesan agar para paziarah menginjak terlebih dahulu kepala Mur Jangkung sebelum ziarah ke makam para raja.
Memang pemakaman kepala Mur Jangkung di Tangga Makan Raja Imogiri belum ada bukti yang valid dan Belanda mengklaim jika Mur Jangkung