“Satu-satu aku sayang ibu”
“Dua-dua, juga sayang ayah”
“Tiga-tiga, sayang adik-kakak”
“Satu, dua, tiga, sayang semuanya”
Syair lagu di atas merupakan salah karya legendaris Sandiah atau akrab disapa Ibu Kasur yang berjudul “Semua Sayang”. Lagu itu masih diajarkan oleh para guru di Taman Kanak-Kanak (TK) sampai sekarang.
Sandiah merupakan tokoh pendidikan Indonesia. Ia mulai dikenal dengan nama Ibu Kasur setelah menikah dengan Soerjono alias Pak Kasur, seorang inspirator bagi pendidik anak di Indonesia.
Perempuan kelahiran Jakarta, 16 Januari 1926 atau tepat pada hari ini, 94 tahun yang lalu, mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mendidik anak-anak.
Kasih Ibu Kasur kepada anak
Di era 1950-an, Sandiah diajak suaminya, Pak Kasur, untuk ikut dalam program siaran anak-anak di RRI.
Saat TVRI mengudara untuk pertama kali pada 1962, Pak dan Bu Kasur bersama-sama mengasuh acara “Arena Anak-Anak”, “Mengenal Tanah Airku” dan “Taman Indria”.
Saat stasiun televisi swasta mulai bermunculan di tahun 1970-an, Ibu Kasur kerap tampil di layar kaca, memandu acara “Hip-Hip Ceria” di RCTI.
Kecintaan keduanya terhadap dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak, menghasilkan sebuah taman kanak-kanak.
Pasangan ini mendirikan TK mini pada 1965 di rumah mereka yang terletak di Jalan H. Agus Salim, Jakarta.
Sekolah ini, menampung anak-anak dari berbagai kelompok usia dan terbagi dalam tiga jenjang yakni kelas “Parkit” untuk usia tahun, kelas “Kutilang” untuk anak umur 4 tahun serta kelas “Cendrawasih” untuk anak umur 5 tahun.
Beberapa tokoh Indonesia yang pernah dididik oleh Pak dan Bu Kasur di TK Mini seperti Seto Mulyadi, Haryono Isman, Guruh Soekarno Putra, dan Megawati.
Selanjutnya, setelah Pak Kasur berpulang pada 1992, TK Mini mempunyai empat cabang yaitu di Pasar Minggu, Bekasi, Cipinang dan Tanggerang. Nama lembaga itu kemudian berubah menjadi TK Mini Pak Kasur.
Saat mendidik anak, Ibu Kasur memiliki metode “belajar sambil bermain, bermain sambil belajar”. Metode ini diterapkan di lembaga pendidikan anak miliknya.
Ia mengajar anak-anak dengan permainan sederhana serta dengan lagu-lagu yang mudah dicerna.
Semasa hidup, Sandiah atau Ibu Kasur telah menulis 20 lagu anak-anak. Salah satu yang paling fenomenal berjudul “Sayang Semua”.
Yang menarik, semua lagu karangan Ibu Kasur, sengaja dibuat pendek. Dan jika diperhatikan dengan seksama, lirik lagu yang ia tulis jarang yang mengandung huruf “r”.
“Sebisa mungkin syairnya menghindari huruf ‘r’, karena anak balita sukar melafalkannya,” ujar Bu Kasur kepada Gatra.
Memasuki kepala tujuh, Ibu Kasur masih aktif dalam beberapa acara yang diadakan oleh sejumlah taman kanak-kanak.
Bahkan, ia juga masih sanggup menjadi pembicara seminar di berbagi tempat. Ada kebahagiaan tersendiri yang dirasakan Ibu Kasur saat melihat anak-anak tumbuh dan berkembang dari hari ke hari.
beberapa penghargaan yang pernah diraih Ibu Kasur semasa hidupnya seperti Bintang Budaya Para Dharma pada 1992, penghargaan dari Presiden Soeharto dalam rangka Hari Anak Nasional (1988), dan Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari Republik Italia pada 1976. Pada 22 Oktober 2002, atau sepuluh tahun setelah berpulangnya Pak Kasur, Ibu Kasur wafat di Jakarta karena penyakit stroke dan diabetes yang dideritanya. Jenazah Ibu Kasur dikebumikan di samping pusara sang suami di Kaliori, Purwokerto, Jawa Tengah.