Djawanews.com – Beberapa pihak menganggap John Lennon—yang ketika itu masih bersama The Beatles—merupakan sosok antiagama, terutama setelah dirinya membuat pernyataan yang mencengangkan.
"Kekristenan akan pergi. Itu akan hilang dan tenggelam," ungkapnya, dikutip dari history.com.
"Kami (The Beatles) lebih populer dari Yesus saat ini; aku tidak tahu yang mana akan pergi duluan–rock and roll atau kekristenan,” lanjutnya.
Hal tersebut sontak memancing amarah para panganut kristiani. Ada yang melarang pemutaran lagu The Beatles, ada pula yang akan membakar piringan lagu mereka seacara massal. Namun sebenarnya, John Lennon bukanlah seorang antiagama.
Ia adalah seorang aktivis perdamaian. Dengan kekacauan dan kebencian yang timbul dari pernyataannya, John Lennon menyampaikan permohonan maaf.
"Saya bukan anti-Tuhan, anti-Kristus, atau antiagama. Saya tidak mengatakan kita lebih besar atau lebih baik. Saya percaya pada Tuhan, tetapi bukan sebagai orang tua yang ada di langit. Saya sungguh minta maaf karena telah mengatakan hal itu. Dari apa yang saya baca atau amati, Kekristenan seperti menyusut, kehilangan kontak," ungkap Lennon.
Terlebih lagi, ia juga pernah membuat sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa dirinya bukanlah antiagama. Ungkapan berikut, bahkan relevan dengan masa sekarang karena kerap terjadi perselisihan dengan mengatasnamakan agama.
“Aku percaya apa yang disampaikan Yesus atau Muhammad atau Buddha atau yang lainnya adalah kebenaran. Hanya saja banyak terjemahannya yang menjadi salah.”