James Douglas Morrison atau Jim Morrison merupakan salah satu dari sekian banyak pentolan kancah rock yang paling populer.
Meskipun telah meninggal sejak 48 tahun yang lalu, Jim masih pantas dianggap sebagai simbol rock abadi. Selama berkarir bersama The Doors, ia sukses menyatukan elemen-elemen musik, puisi, drama serta aksi teatrikal.
Jim terkenal dengan gaya hidupnya yang urakan, rock’n’roll, alcoholic serta sentuhan seks yang membuat dirinya berhalusinasi menjadikannya begitu populer di kalangan wanita.
Tak heran, jika kredo ‘Sex, Drug, and Rock n Roll pun bersamayam di dalam diri Jim. Berbagai macam skandal pun pernah menimpa Jim, namun semua itu membuatnya bertransformasi serta menjadi representasi akan kebebasan dan pemberontakan yang nyata.
Perjalanan Jim sebagai seorang musisi
Jim Morrison lahir di Melbourne, Florida, Amerika Serikat pada 8 Desember 1943. Ia merupakan putra dari Clara Clarke Morrison dan George Stephen Morrison.
Masa muda Jim dihabiskan dengan berpindah-pindah tempat, sebab ayahnya adalah seorang angkatan laut.
Jim menempuh pendidikan SMA di Alexandria dan kemudian melanjutkan studi ke St. Petersburg Junior College dan Florida State University.
Kemudian, di tahun 1966, Jim yang masih berumur 22 tahun memutuskan untuk memperdalam perfilman di University of California, Los Angeles (UCLA). Di sana ia bertemu dengan Ray Manzarek seorang pemain keyboard yang sangat berbakat.
Semasa muda, Jim sangat gemar mengkonsumsi karya sastra klasik karangan Nietzche, JP Satre, Franz Kafka hingga William Blake. Selain itu, Jim juga merupakan sosok yang sangat menyukai puisi.
Bersama Ray Manzarek, Jim Morrison kemudian mendirikan sebuah band rock yang dinamakan dengan The Doors. Nama itu terinspirasi dari penggalan bait puisi karya William Blake berjudul ‘The Marriage of Heaven and Hell’.
Dalam perjalanannya, Jim kemudian merekrut gitaris blues yang handal bernama Robby Krieger dan John Densmore, penabuh drum yang terampil dalam memainkan musik jazz.
Mereka berempat kemudian memulai karier di dunia musiknya dengan bermain di berbagai klub-klub yang tersebar di sudut kota Los Angeles.
Di suatu malam, The Doors berbuat onar di sebuah klub legendaris bernama Whiskey a Go Go. Jim yang saat itu tengah mengkonsumsi narkotika sintesis dengan zat aktif LSD (Asam Lisergat Dietilamida) berbuat hal yang tidak pantas saat menyantikan lagu berjudul ‘The End’.
Pasca kejadian tersebut, Jim kemudian dilarang tampil oleh sang pemilik klub.
Tak disangka-sangka, ulah rusuh mereka ternyata membawa berkah tersendiri bagi Jim Morrison dan The Doors. Seorang petinggi label rekaman yang kebetulan melihat aksi ‘nakal’ tersebut, tertarik untuk mengajak The Doors bergabung dalam label rekaman tempatnya bekerja.
Pada 1967, The Doors mengeluarkan album dengan judul 1967. Band bentukan Jim semakin populer setelah merilis single andalan dengan tajuk ‘Light My Fire’.
Lagu dengan durasi 7 menit itu berhasil menyihir para pecinta musik rock dengan bebunyian Keybord yang khas. Lagu ini berkisah tentang pengalaman seks dan drugs yang liar.
Tak lama setelah single itu dirilis, The Doors kemudian menjelma menjadi band rock paling kesohor di seluruh dunia dan disandingkan oleh para pendulunya seperti The Rolling Stones, Jimi Hendrix dan juga The Beatles.
Akan tetapi, segala kesuksesan yang diraih Jim Morrison membuat ia semakin terjerumus dalam obat-obatan terlarang dan serta menjadikannya sebagai pecandu alkohol.
Kontroversi Jim Morrison
Tingkah Jim yang liar serta suka mengkonsumsi narkoba secara perlahan mulai membawa kehancuran pada dirinya dan The Doors.
Selama berada di puncak, ia tak pernah lepas dari kontroversi. Laki-laki berambut gondrong ini sempat bolak-balik di tahan polisi lantaran melakukan perbuatan tidak senonoh saat berada di atas panggung.
Ia pertama kali ditangkap polisi pada 9 Desember 1967, karena berduaan bersama wanita di kamar mandi. Sebulan kemudian, Jim kembali ditahan karena berbuat onar di depan umum saat dirinya berada di Las Vegas. Ia terciduk dengan menghisap ganja.
The Lizard King juga pernah di denda karena berbuat vulgar dengan bermasturbasi di panggung saat sedang konser di Miami pada 1 Maret 1961. Atas tindakannya itu, Jim kemudian di tahan selama enam bulan dan diharuskan membayar denda karena telah berbuat asusila di hadapan banyak orang.
Pada 1971, The Doors merilis album berjudul ‘L.A. Woman’ dan Jim Morrison berhasil menerbitkan kumpulan puisinya dengan tema ‘An American Prayer’.
Setelah album tersebut disarangkan, Jim kemudian mengambil waktu untuk pergi sejenak dari dunia musik dan memutuskan untuk pindah ke Paris, Prancis bersama sang kekasih, Pamela Courson.
Saat berada di paris, ia banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan menulis puisi bersama dengan Pamela.
Lalu pada 3 Juli 1971, secara mengejutkan, Jim Morrison ditemukan oleh kekasinya Pamela Courson dengan kondisi tidak bernyawa di bathub apartmen Rue Beautreilis yang menjadi tempat tinggalnya selama di Paris.
Ia meninggal dengan usia yang masih sangat muda, yakni 27 tahun dan masuk kedalam rombongan club keramat 27.
Meskipun mati dalam usia muda, namun Jim Morrison telah menjadi legenda dalam dunia musik Rock. Musik yang dimainkannya berhasil menembus batas lintas generasi.
Kini, sudah 4 dekade lebih Jim meninggal dunia, namun namanya akan tetap kekal di hati para penggemar setianya
“Aku menggambarkan diriku sebagai komet besar yang menyala-nyala, sang bintang jatuh. Semua orang berhenti sejenak, menunjuk ke atas, dan menghela nafas, oh lihatlah itu! Kemudian, Wuss… dan aku lenyap. Dan mereka tak akan pernah melihat lagi hal seperti itu. Dan mereka yak akan pernah bisa melupakanku, selamanya,”
Begitu cara Jim menggambarkan dirinya sendiri.