Djawanews.com—Jayakarta merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di nusantara pada abad ke-16 dan saat itu berada di bawah Kesultanan Banten. Jan Pieterszoon Coen yang dilantik sebagai Gubernur Jenderal VOC pada pertengahan 1618 sudah sedari awal memiliki ambisi besar untuk menaklukkan Jayakarta.
Akhirnya pada 30 Mei 1619 VOC mengerahkan pasukannya dalam operasi penaklukan Jayakarta. J.P. Coen dan pasukannya berhasil menaklukkan Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Batavia inilah yang nanti berganti lagi namanya menjadi Jakarta.
Proses Penaklukan Jayakarta oleh J.P. Coen
Pengangkatan J.P. Coen sebagai Gubernur VOC disebabkan yang memegang jabatan sebelumnya yakni Laurens Reael tidak sanggup lagi mengentaskan berbagai masalah yang dihadapi VOC kala itu. Adanya protes keras dari Maluku terkait monopoli dagang, pemberontakan di Jepara yang dilakukan laskar Kesultanan mataram, permasalahan Jayakarta, dan lain-lain.
J.P. Coen yang jauh hari sebelum diangkat sebagai Gubernur VOC sudah berencana menaklukkan Jayakarta memilih untuk menyelesaikan masalah Jayakarta terlebih dahulu. Coen melihat bahwa Jayakarta merupakan tempat yang strategis untuk dijadikan pusat kegiatan VOC.

Pelabuhan Jayakarta sebagai pusat perdagangan (republika.co.id)
Sejarah mencatat Jayakarta sejak dahulu telah menjadi pelabuhan internasional di mana para saudagar dagang dari seluruh penjuru dunia bertemu. Awalnya Jayakarta bernama Sunda Kelapa dan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah setelah berhasil merebutnya dari Pajajaran.
Keinginan J.P Coen untuk menguasai Jayakarta tidaklah mudah, karena Kesultanan Banten didukung oleh Kerajaan Inggris yang saat itu merupakan pesaing dagang utama dari Belanda. Namun ambisi itu juga bukan hal yang mustahil karena Coen dikenal sebagai ahli strategi perang.

Ilustrasi perang penaklukkan Jayakarta oleh J.P. Coen (sutori.com)
J.P. Coen mulai mengumumkan perang dengan Kesultanan Banten dengan mengancam akan memindahkan semua pabrik milik VOC ke Jayakarta. Awalnya hanya terjadi pertempuaran kecil di laut antara VOC dan Inggris. Inggris mulai murka ketika pasukan darat VOC membakar habis semua aset Inggris di daratan Jayakarta.
Perang terbuka tak terelakkan di mana 11 armada Inggris menghadapi 7 kapal Belanda yang dipimpin langsung oleh Coen. Pertempuran terjadi sekitar 3 jam sebelum akhirnya VOC kewalahan dan terpaksa mundur.
J.P. Coen sendiri melarikan diri ke pusat VOC saat itu yakni Malaku untuk memulihkan pasukan dan menyusun kembali strategi. Selain itu, Coen meminta tambahan pasukan kepada para petinggi VOC di Belanda.
Kemenangan Inggris atas VOC ternyata tidak berjalan mulus. Inggris cek-cok dengan Banten terkait kepemilikan Jayakarta. Benteng VOC di Jayakarta juga masih selamat. Situasi ini dimanfaatkan oleh J.P. Coen yang pada 28 Mei 1619 bersama 1.000 pasukan memasuki Benteng VOC di Jayakarta dan siap untuk bertempur.
Pada 30 Mei 1619, J.P. Coen berhasil menguasai Jayakarta dengan hanya kehilangan 1 orang prajurit. Setelah membumihanguskan pelabuhan, Coen memerintahkan pembangunan sebuah benteng baru yang lebih besar dan kuat dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.