Djawanews.com – Hari jadi Kota Depok Provinsi Jawa Barat diperingati setiap tanggal 27 April. Tanggal tersebut merujuk pada saat kota itu ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) pada tahun 1999. Sebelumnya, Depok berstatus kota administratif dan kecamatan di Kabupaten Bogor.
Sejarah Kota Depok pada Zaman Belanda
Seperti halnya sejarah beberapa kota dan provinsi di Indonesia, sejarah penetapan Hari Jadi Kota Depok juga diliputi perdebatan. Pasalnya beberapa masyarakat Depok menganggap kota mereka telah berdiri sejak lama. Bahkan umurnya bisa mencapai ratusan tahun.
Pendapat itu didasari pada sejarah Kota Depok yang telah terbentuk sejak zaman kolonial Belanda. Pengurus Bidang Sejarah dan Aset Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Ferdi Jonathans menyampaikan bahwa Depok Lahir pada 28 Juni 1714.
Tanggal itu merujuk pada peristiwa sejarah pembebasan Kota Depok oleh kaum budak yang bekerja kepada Cornelis Chastelein.
Merujuk pada buku yang berjudul Jejak-jejak Masa Lalu Depok: Warisan Cornelis Chastelein (1657-1714) kepada Para Budaknya yang Dibebaskan yang ditulis oleh Jan Karel-Kwisthout, Cornelis Chastelein dulunya adalah pegawai VOC.
Chastelein membeli lahan dari Lucas van der Meur pada 18 Mei 1696 untuk dijadikan sebagai lahan pertanian. Ia juga mendatangkan para pekerja untuk mengurus pertanian dari Indonesia. Mereka dididik untuk hidup seperti orang Belanda, bahkan dimerdekakan.
Setelah Chastelein wafat pada 28 Juni 1714, para pekerja yang biasa disebut “Belanda Depok” secara mandiri mengelola lahan pertanian peninggalan Chastelein.
Dengan perlahan, Belanda Depok menerapkan berbagai peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Lahan pertanian berubah menjadi sebuah kota secara resmi dengan bantuan advokat di Batavia bernama R.H. Kleijn.
Depok berkembang menjadi wilayah yang berotonom, bahkan dipimpin oleh seorang presiden layaknya sebuah negara. Namun pada tahun 1945, Indonesia mendorong Depok agar bergabung dengan sistem pemerintahan Republik Indonesia.
Merayakan Hari Jadi Kota Depok di Tengah Pandemi Covid-19
Tahun 2020 Pemerintah Kota Depok tak mengadakan hingar bingar perayaan hari jadinya seperti tahun-tahun lalu. Namun, Pemkot tetap meluncurkan logo hari jadi ke-21 Kota Depok.
Seperti halnya doa, logo Hari Jadi Kota Depok yang mengusung angka 21 mengandung harapan, makna, dan filosofi.
“Angka yang terdapat di logo memiliki makna pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini terlihat dari angka 21 yang diadaptasi dari bentuk yang menyambung serta gambar keseimbangan yang diambil dari logo Depok Friendly City,” kata Ketua Panitia hari jadi ke-21 Kota Depok, Zamrowi di Balai Kota Depok, Senin (20/4) lalu.
Secara umum, kata Zamrowi, logo mengedepankan pemberdayaan manusia dengan mengedepankan manusia sebagai pusat pembangunan dan aspek sosial humanis.
Dalam logo, gigi balang diartikan dengan persatuan dan kebudayaan. Selain itu bisa diartikan pula sebagai turunan kebudayaan betawi yang berjejer rapi. Lalu gambar rumah melambangkan sebagai tempat tinggal yang nyaman, seperti halnya Kota Depok sebagai kota tinggal yang nyaman.
Di tengah pandemi, Pemkot merayakan Hari Jadi Kota Depok dengan 13 kegiatan. Di antaranya yakni pembagian masker, kampanye penggunaan masker kain, penyemprotan disinfektan yang dilakukan secara massal, serta penyerahan bantuan logistik untuk masyarakat Depok.